Raksasa iPhone China: 700 Ribu Pekerja, Amerika Kalah?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4595131/original/089153000_1696226192-trac-vu-Yut0WQE3jzs-unsplash.jpg)
Beritajitu.net Semoga senyummu selalu menghiasi hari hari dan tetap mencari ilmu. Sekarang saatnya membahas Technology, News, Indonesia, Dunia yang banyak dibicarakan. Informasi Mendalam Seputar Technology, News, Indonesia, Dunia Raksasa iPhone China 700 Ribu Pekerja Amerika Kalah Mari kita bahas selengkapnya hingga paragraf terakhir.
- 1.1. 14 April 2025
- 2.1. 5 April 2025
Table of Contents
Pada 14 April 2025, berbagai sumber mengulas tantangan pemindahan produksi iPhone dari China ke Amerika Serikat, meskipun ada dorongan dari pemerintah AS. Para ahli dan Apple sendiri berpendapat bahwa relokasi ini hampir mustahil karena skala produksi yang sangat besar dan ketersediaan tenaga kerja terampil di China.
CEO Apple, Tim Cook, pernah menyatakan bahwa ketergantungan Apple pada China bukan hanya soal biaya, tetapi juga kualitas dan kuantitas tenaga ahli yang terkonsentrasi di satu lokasi. China memiliki infrastruktur yang mendukung produksi dalam skala besar dan cepat, sesuatu yang sulit ditandingi oleh AS.
Laura Martin, seorang analis senior teknologi di Needham, menambahkan bahwa transisi semacam itu membutuhkan waktu bertahun-tahun. Contohnya, India baru mencapai 14 persen volume produksi iPhone setelah tiga tahun.
Mantan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, pernah mengusulkan agar manufaktur iPhone dibawa pulang ke Amerika Serikat dan diotomatisasi dengan tenaga kerja lokal. Namun, para pakar menilai ide ini tidak realistis mengingat kompleksitas dan kebutuhan sumber daya yang besar dalam produksi iPhone.
Apple mempekerjakan sekitar 700.000 pekerja pabrik dan membutuhkan sekitar 30.000 insinyur on-site di China untuk mendukung kelancaran proses produksi iPhone. Skala ini menjadi penghalang utama relokasi ke Amerika Serikat.
Di sisi lain, Presiden AS saat itu, Donald Trump, mengumumkan pembebasan sejumlah produk teknologi seperti smartphone, komputer, dan komponen elektronik dari tarif impor tinggi asal China. Kebijakan ini mulai berlaku sejak 5 April 2025 dan mencakup produk-produk penting seperti chip semikonduktor, panel surya, dan kartu memori.
Kebijakan tarif baru ini diharapkan berdampak positif bagi industri teknologi AS, yang sebelumnya khawatir terhadap lonjakan harga produksi. Dengan pembebasan tarif, perusahaan teknologi dapat sedikit bernapas lega.
Sebelumnya, Apple dikabarkan berencana menimbun stok iPhone di Amerika Serikat untuk menghindari tarif impor. Namun, dengan kebijakan baru ini, perusahaan tidak perlu lagi melakukan hal tersebut.
Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS menyatakan bahwa barang-barang elektronik akan dikecualikan dari tarif global Trump sebesar 10 persen dan tarif khusus terhadap produk China sebelumnya mencapai 125 persen.
Salah satu cara yang dilakukan Apple adalah menyewa pesawat untuk mengantarkan 600 ton atau sebanyak 1,5 juta unit iPhone dari India ke Amerika Serikat.
Itulah pembahasan lengkap seputar raksasa iphone china 700 ribu pekerja amerika kalah yang saya tuangkan dalam technology, news, indonesia, dunia Silakan telusuri sumber-sumber terpercaya lainnya selalu bersyukur atas kesempatan dan rawat kesehatan emosional. Jika kamu suka Terima kasih atas perhatian Anda
✦ Tanya AI