Komite Keuangan Berkelanjutan Dibentuk: Masa Depan Ekonomi Indonesia?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4465765/original/043413400_1686728194-Gedung_Kemenkeu_Jakarta.jpg)
Beritajitu.net Semoga kebahagiaan menghampirimu setiap saat. Dalam Waktu Ini saya ingin berbagi pandangan tentang Business, News, Indonesia, Dunia yang menarik. Laporan Artikel Seputar Business, News, Indonesia, Dunia Komite Keuangan Berkelanjutan Dibentuk Masa Depan Ekonomi Indonesia Ikuti selalu pembahasannya sampai bagian akhir.
- 1.1. [Tanggal Hari Ini]
Table of Contents
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bank Indonesia (BI) berkolaborasi membentuk Komite Keuangan Berkelanjutan (SFC), sesuai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023. Komite ini diharapkan menjadi motor penggerak pembiayaan proyek-proyek berkelanjutan di Indonesia.
Inisiatif ini muncul di tengah tantangan besar dalam pembiayaan iklim. Data Kemenkeu menunjukkan bahwa alokasi anggaran untuk kegiatan terkait iklim hanya sekitar 3,2% dari APBN, atau sekitar Rp 89,2 triliun per tahun (periode 2018-2023). Angka ini jauh dari cukup untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, di mana 83,6% pendanaan diharapkan berasal dari sektor swasta dan internasional.
Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan, Adi Budiarso, menekankan pentingnya mobilisasi investasi swasta untuk mengatasi kesenjangan pembiayaan yang signifikan. Untuk itu, Green Finance Institute (GFI), dengan dukungan dari FCDO UK, bekerja sama dengan Kemenkeu menyusun Kertas Putih (White Paper) yang memberikan panduan dalam memobilisasi pembiayaan iklim dari sektor swasta.
Kertas Putih ini mengusulkan struktur tata kelola SFC dan peran pentingnya dalam mendorong pembiayaan proyek berkelanjutan. Rekomendasi utamanya mencakup pembentukan platform investasi yang memungkinkan investor swasta terlibat lebih efektif, mendapatkan visibilitas yang lebih baik terhadap jalur investasi, serta mengakses dukungan kebijakan dan peluang blended finance.
GFI juga bekerja sama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), BUMN di bawah Kemenkeu, untuk mendukung transisi energi berkelanjutan. PT SMI berperan sebagai katalis dalam pembangunan infrastruktur, termasuk di sektor energi terbarukan.
Simon Horner, Managing Director GFI, menyatakan bahwa Indonesia menghadapi tantangan besar dalam menjaga pertumbuhan ekonomi, membangun ketahanan iklim, dan memenuhi komitmen NDC. GFI berfokus untuk memperkuat strategi investasi publik dan merancang kerangka kebijakan yang mampu memobilisasi miliaran dolar yang dibutuhkan untuk membangun ekonomi yang tangguh dan nol emisi karbon.
Dengan adanya SFC, diharapkan sinergi antara pemangku kepentingan publik dan swasta dapat diperkuat, serta kesadaran mengenai peluang investasi dalam dekarbonisasi dapat ditingkatkan. Hal ini akan membuka aliran modal dalam skala yang lebih besar untuk berbagai inisiatif dekarbonisasi.
Berikut adalah tabel yang menggambarkan alokasi anggaran untuk kegiatan terkait iklim:
Periode | Alokasi Anggaran Rata-rata | Persentase dari APBN |
---|---|---|
2018-2023 | Rp 89,2 Triliun | 3,2% |
Begitulah penjelasan mendetail tentang komite keuangan berkelanjutan dibentuk masa depan ekonomi indonesia dalam business, news, indonesia, dunia yang saya berikan Selamat menggali lebih dalam tentang topik yang menarik ini selalu berpikir kreatif dalam bekerja dan perhatikan work-life balance. , Bagikan kepada orang-orang terdekatmu. Terima kasih
✦ Tanya AI