Bank Kebanjiran Dana Ratusan Triliun, Awas Jadi Bom Waktu!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3029351/original/070025000_1579686481-20200122-Penguatan-Rupiah-4.jpg)
Beritajitu.net Hai semoga perjalananmu selalu mulus. Pada Waktu Ini saya akan membahas perkembangan terbaru tentang Economy, News, Indonesia, Dunia. Panduan Artikel Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Bank Kebanjiran Dana Ratusan Triliun Awas Jadi Bom Waktu lanjut sampai selesai.
- 1.1. Tabel: Perbandingan Pertumbuhan Kredit
Table of Contents
Jakarta, 12 September 2025 - Ekonom dari CELIOS, Nailul Huda, menyoroti potensi masalah dari kebijakan penarikan dana Rp 200 triliun dari Bank Indonesia (BI) ke perbankan oleh Menteri Keuangan. Kebijakan ini, menurutnya, dapat menekan kinerja bank dan menurunkan kepercayaan pasar terhadap efektivitas kebijakan fiskal dan moneter pemerintah.
Huda menjelaskan bahwa meskipun BI telah menurunkan suku bunga acuan dari 6% menjadi 5% sejak akhir 2024, penyaluran kredit masih mengalami perlambatan. Hal ini mengindikasikan permintaan pinjaman dari dunia usaha dan masyarakat masih lemah, meskipun bunga kredit telah diturunkan.
Kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) yang rendah menunjukkan bahwa bank memiliki dana besar, namun kesulitan menyalurkannya sebagai kredit. Jika dana jumbo tersebut sulit disalurkan ke sektor riil, berisiko hanya mengendap di rekening bank dan memperburuk kinerja perbankan.
Pertumbuhan kredit saat ini hanya sekitar 6%, jauh di bawah ekspektasi. Huda juga menyoroti kecurigaan terkait pihak yang akan menerima kucuran dana tersebut. Jika perputaran ekonomi masih lambat, namun ada guyuran uang, dampaknya bisa memicu inflasi, bukan pertumbuhan ekonomi.
Perbankan cenderung mencari cara yang lebih aman jika dana Rp 200 triliun sulit disalurkan ke sektor riil, salah satunya dengan menempatkan dana tersebut dalam bentuk investasi. Data menunjukkan bahwa pertumbuhan kredit UMKM hanya 1,82%, sementara korporasi tumbuh hingga 9,59%, mengindikasikan adanya pesanan dalam penarikan uang dari Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, sebelumnya menyatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar.
Tabel: Perbandingan Pertumbuhan Kredit
Sektor | Pertumbuhan Kredit |
---|---|
UMKM | 1,82% |
Korporasi | 9,59% |
Masalah utama terletak pada sisi permintaan (demand) dibandingkan dengan penawaran (supply). Penurunan suku bunga acuan belum cukup untuk mendorong peningkatan permintaan kredit.
Demikianlah bank kebanjiran dana ratusan triliun awas jadi bom waktu telah saya uraikan secara lengkap dalam economy, news, indonesia, dunia Silakan jelajahi sumber lain untuk memperdalam pemahaman Anda tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Jika kamu suka cek artikel menarik lainnya di bawah ini. Terima kasih.
✦ Tanya AI