Berikut beberapa pilihan judul yang lebih unik dan memiliki panjang 8 kata: Trump Naikkan Tarif: Negara Mana Saja Jadi Korban? Tarif Trump Menggila: Negara-Negara Ini Meradang! Efek Trump: Daftar Negara Terdampak Tarif Tinggi. Selain Brasil, Negara Ini Juga Kena Getahnya! Trump Beri Sanksi: Negara Mana Selanjutnya?

Beritajitu.net Selamat berjumpa kembali di blog ini. Dalam Konten Ini saya akan mengulas fakta-fakta seputar Economy, News, Indonesia, Dunia. Tulisan Yang Mengangkat Economy, News, Indonesia, Dunia Berikut beberapa pilihan judul yang lebih unik dan memiliki panjang 8 kata Trump Naikkan Tarif Negara Mana Saja Jadi Korban Tarif Trump Menggila NegaraNegara Ini Meradang Efek Trump Daftar Negara Terdampak Tarif Tinggi Selain Brasil Negara Ini Juga Kena Getahnya Trump Beri Sanksi Negara Mana Selanjutnya Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.

Pada tanggal 3 Agustus 2025, CNN melaporkan bahwa pemerintahan Presiden Donald Trump akan memberlakukan tarif baru secara global, efektif mulai 7 Agustus 2025. Kebijakan ini, yang bertujuan untuk mengatasi ketidakseimbangan perdagangan, telah memicu reaksi keras, terutama di Brasil.

Menurut DW, Amerika Serikat akan mengenakan tarif universal sebesar 10% untuk barang impor dari negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS. Lebih lanjut, tarif sebesar 15% akan dikenakan pada barang dari sekitar 40 negara yang mengalami defisit perdagangan dengan AS. Brasil menjadi salah satu negara yang terkena dampak signifikan dari kebijakan ini.

Selain tarif perdagangan, pemerintahan Trump juga menjatuhkan sanksi kepada Hakim Agung Brasil, Alexandre de Moraes, dengan alasan pelanggaran hak asasi manusia. Sanksi ini didasarkan pada Undang-Undang Magnitsky AS, yang memungkinkan pemerintah AS untuk menargetkan pejabat asing atas pelanggaran hak asasi manusia. Sebagai bagian dari sanksi, de Moraes dilarang memasuki AS dan asetnya di negara tersebut berpotensi dibekukan.

Tindakan ini telah menuai kritik tajam. Demetrio Magnoli, seorang sosiolog dan kolumnis urusan luar negeri Brasil, menyatakan bahwa penggunaan Undang-Undang Magnitsky dalam kasus ini tidak tepat, karena undang-undang tersebut seharusnya ditujukan untuk melawan musuh-musuh AS dan didasarkan pada pelanggaran hak asasi manusia yang jelas.

Tarif khusus sebesar 50% akan dikenakan pada impor Brasil ke Amerika Serikat mulai 6 Agustus. Meskipun demikian, para ahli memperkirakan bahwa tarif rata-rata untuk barang-barang Brasil masih akan berada di kisaran 30%. Selain itu, dilaporkan bahwa sekitar 700 produk Brasil dibebaskan dari tarif ini.

Presiden Lula da Silva mengecam tindakan AS, menyebutnya sebagai motivasi politik yang melemahkan kedaulatan Brasil dan mengancam hubungan bilateral. Hakim de Moraes sendiri memimpin persidangan terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro, yang dituduh berupaya untuk tetap berkuasa setelah kekalahannya dalam pemilu 2022.

Kebijakan tarif baru ini, bersamaan dengan sanksi terhadap Hakim de Moraes, menandai perubahan signifikan dalam lanskap perdagangan global dan hubungan antara AS dan Brasil. Dampak jangka panjang dari tindakan ini masih belum jelas, tetapi diperkirakan akan memicu ketegangan lebih lanjut dan berpotensi mempengaruhi perekonomian global.