Borobudur: Gelas Kosong Kembali Hantui Warisan Dunia.

Beritajitu.net Dengan nama Allah semoga kalian selalu berbahagia. Di Jam Ini aku ingin berbagi pengetahuan mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia yang menarik. Konten Informatif Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Borobudur Gelas Kosong Kembali Hantui Warisan Dunia Jangan lewatkan informasi penting

Pada tanggal 12 Agustus 2025, pengalaman mengunjungi Candi Borobudur bersama rombongan media trip Traveloka memberikan kesan yang berbeda dan tak terlupakan. Turun dari bus, suasana langsung terasa ramai dengan kehadiran pengunjung dan pedagang yang menjajakan dagangannya.

Berbeda dengan belasan tahun lalu, di mana suara obrolan pengunjung dari berbagai bahasa mendominasi perjalanan menuju puncak candi, kini akses masuk diarahkan melalui Kampung Seni Borobudur yang terletak dekat area parkir utama. Di sana, kami berkesempatan melihat pohon maja, asal mula nama Kerajaan Majapahit, serta menikmati keindahan pepohonan dan hamparan rumput hijau.

Kompleks Candi Borobudur terasa lebih tenang dan teratur. Penataan pedagang yang disatukan di Kampung Seni Borobudur memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk melihat-lihat barang dagangan tanpa merasa terburu-buru. Pembatasan jumlah pengunjung juga turut berkontribusi pada suasana yang lebih nyaman.

Menurut seorang petugas, sistem pembatasan pengunjung dilakukan dengan prinsip turun dua, naik dua, yang memastikan jumlah pengunjung tetap terkontrol. Visual baru kompleks Candi Borobudur sangat memukau, namun yang paling berkesan adalah kehadiran pramuwisata, atau pamong carita dalam bahasa setempat, yang menemani kami selama kunjungan.

Pramuwisata kami, Mura Aristina, ternyata bukan orang sembarangan. Ia pernah mengantarkan tokoh-tokoh penting dunia seperti Raja Charles III, Putri Thailand Maha Chakri Sirindhorn, Putra Mahkota Norwegia Haakon, mantan Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam, Raja Swedia Carl XVI Gustaf, serta mantan Presiden Amerika Barack Obama. Salah satu yang ia sampaikan adalah, Ini adalah patung Buddha dengan sikap tangan tertinggi.

Pengalaman ini membuktikan bahwa kunjungan ke Candi Borobudur tidak hanya tentang melihat bangunan bersejarah, tetapi juga tentang merasakan suasana yang berbeda dan mendapatkan pengetahuan baru dari orang-orang yang berdedikasi menjaga warisan budaya ini.