BRICS di Ujung Tanduk: Tarif 10% Mengintai!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5274881/original/019016700_1751821477-WhatsApp_Image_2025-07-06_at_23.55.49.jpeg)
Beritajitu.net Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Dalam Blog Ini saya akan mengupas tuntas isu seputar Business, News, Indonesia, Dunia. Artikel Ini Menyajikan Business, News, Indonesia, Dunia BRICS di Ujung Tanduk Tarif 10 Mengintai Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.
- 1.1. Jakarta, [Tanggal Hari Ini]
- 2.1. Tabel Anggota BRICS:
Table of Contents
Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan ancaman penerapan tarif tambahan sebesar 10% bagi negara-negara yang dianggap mendukung kebijakan anti-Amerika dari aliansi BRICS. Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan global.
BRICS, sebuah akronim untuk Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, awalnya merupakan istilah ekonomi yang memprediksi dominasi ekonomi global oleh negara-negara tersebut pada tahun 2050. Namun, kini BRICS telah berkembang menjadi sebuah blok geopolitik yang semakin berpengaruh.
Menurut Stephen Olson, seorang mantan negosiator perdagangan AS, ancaman Trump kemungkinan dipicu oleh pernyataan bersama para pemimpin BRICS yang secara implisit mengkritik kebijakan tarif AS. Para pemimpin BRICS memperingatkan bahwa tindakan pembatasan perdagangan dapat mengganggu ekonomi global dan memperburuk kesenjangan ekonomi.
Dalam pertemuan baru-baru ini di Rio de Janeiro, Brasil, para pemimpin BRICS membahas pentingnya menciptakan sistem moneter internasional yang lebih beragam, mengurangi ketergantungan pada dolar AS sebagai mata uang cadangan global. Mereka juga menyoroti kekhawatiran tentang tindakan tarif dan nontarif sepihak yang dianggap mendistorsi perdagangan dan tidak sesuai dengan aturan WTO.
Pengumuman Trump, yang disampaikan melalui platform media sosialnya, tidak memberikan rincian spesifik tentang kebijakan BRICS yang dianggap anti-Amerika. Namun, banyak yang percaya bahwa hal ini terkait dengan upaya BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan dan tata kelola global yang didominasi oleh AS.
Sejak pertemuan puncak pertama pada tahun 2009, BRICS telah berkembang secara signifikan. Pada tahun 2023, blok ini diperluas dengan memasukkan Iran, Mesir, Ethiopia, dan Uni Emirat Arab. Beberapa negara lain, seperti Turki, Azerbaijan, dan Malaysia, juga telah menyatakan minat untuk bergabung.
Ekspansi BRICS membawa tantangan tersendiri, termasuk meningkatnya penolakan dari negara-negara Barat dan potensi perpecahan internal. Namun, para ahli percaya bahwa kemampuan BRICS untuk mengatasi tantangan ini akan menentukan apakah kelompok tersebut dapat menjadi kekuatan yang lebih bersatu di panggung global.
Tabel Anggota BRICS:
Negara | Bergabung |
---|---|
Brasil | 2009 |
Rusia | 2009 |
India | 2009 |
China | 2009 |
Afrika Selatan | 2010 |
Iran | 2023 |
Mesir | 2023 |
Ethiopia | 2023 |
Uni Emirat Arab | 2023 |
Implikasi dari ancaman tarif Trump terhadap negara-negara BRICS dan dampaknya terhadap perdagangan global masih harus dilihat. Namun, jelas bahwa persaingan antara AS dan BRICS semakin meningkat, dan hal ini dapat memiliki konsekuensi yang signifikan bagi ekonomi dan geopolitik global.
Terima kasih telah membaca seluruh konten tentang brics di ujung tanduk tarif 10 mengintai dalam business, news, indonesia, dunia ini Jangan ragu untuk mencari tahu lebih lanjut tentang topik ini tetap optimis menghadapi tantangan dan jaga imunitas. bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih
✦ Tanya AI