Dinosaurus Bersayap: Terbang Lincah Bak Ayam di Angkasa!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/680728/original/popo.png)
Beritajitu.net Selamat beraktivitas semoga hasilnya memuaskan. Hari Ini saya akan membahas manfaat Technology, News, Indonesia, Dunia yang tidak boleh dilewatkan. Diskusi Seputar Technology, News, Indonesia, Dunia Dinosaurus Bersayap Terbang Lincah Bak Ayam di Angkasa Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.
Table of Contents
Pada 14 Mei 2025, sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Nature mengungkap detail baru tentang Archaeopteryx, fosil transisi penting antara dinosaurus dan burung modern. Penelitian ini dipimpin oleh Jingmai O’Connor, kurator fosil reptil di Field Museum Chicago.
Fosil Archaeopteryx, yang pertama kali ditemukan sekitar 165 tahun lalu, terus menjadi subjek penelitian intensif. Spesimen yang dikenal sebagai Chicago Archaeopteryx tiba di Field Museum pada tahun 2022 setelah lebih dari dua dekade berada dalam koleksi pribadi. Para ahli menghabiskan setahun untuk mempersiapkan dan menganalisis fosil tersebut sebelum dipamerkan ke publik.
Salah satu temuan utama adalah bukti bahwa Archaeopteryx menggunakan sayap berbulunya untuk terbang. Bukti ini terletak pada keberadaan tertial, sekelompok bulu yang terletak di lengan atas. Banyak dinosaurus berbulu memiliki bulu yang berhenti tumbuh di siku dan tidak memiliki tertial.
O’Connor menjelaskan bahwa tulang lengan atas yang panjang dapat menciptakan celah antara bulu primer dan sekunder sayap dengan bagian tubuh lainnya. Udara yang melewati celah ini dapat mengganggu daya angkat dan menghambat kemampuan terbang. Archaeopteryx memiliki tulang lengan yang panjang, tetapi juga memiliki tertial dengan ukuran yang proporsional.
Pemindaian CT (Computed Tomography) memainkan peran penting dalam proses preparasi fosil. Pemindaian ini memungkinkan para peneliti untuk melihat tulang di bawah permukaan batu dan membedakan antara sisa-sisa fosil dan batuan di sekitarnya. Komposisi kimia unik fosil dari Solnhofen menyebabkan jaringan lunaknya berfluoresensi di bawah lampu UV, yang membantu para peneliti dalam proses identifikasi.
Selain kemampuan terbang, penelitian ini juga menyoroti detail halus lainnya, seperti sisik di bagian bawah jari kaki Archaeopteryx. Para paleontolog juga tertarik pada kaki, tangan, dan kepala fosil tersebut. Misalnya, tulang di langit-langit mulutnya memberikan wawasan tentang evolusi kinesis kranial, fitur yang ditemukan pada burung modern yang memungkinkan mereka menggerakkan paruhnya secara independen dari tempurung otaknya.
Meskipun Archaeopteryx bukanlah dinosaurus pertama yang memiliki bulu atau sayap, kombinasi fitur-fiturnya menjadikannya istimewa. Penelitian ini memberikan pemahaman baru tentang bagaimana dinosaurus purba ini mampu terbang di antara kerabat dinosaurus berbulunya yang lain. Temuan ini juga menunjukkan bahwa bulu-bulu besar mungkin juga berperan dalam komunikasi visual.
Penelitian ini menegaskan bahwa Archaeopteryx mampu terbang, meskipun mungkin lebih mirip ayam yang meluncur jarak pendek daripada elang yang terbang tinggi. Temuan ini memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang evolusi burung modern.
Terima kasih telah mengikuti penjelasan dinosaurus bersayap terbang lincah bak ayam di angkasa dalam technology, news, indonesia, dunia ini hingga selesai Saya berharap artikel ini menginspirasi Anda untuk belajar lebih banyak kembangkan ide positif dan jaga keseimbangan hidup. Mari sebar informasi ini ke orang-orang terdekatmu. Terima kasih telah membaca
✦ Tanya AI