Emas Lampaui Rekor: Harga Meroket, Dompet Tercekik!

Beritajitu.net Bismillah semoga hari ini istimewa. Sekarang aku ingin membagikan informasi penting tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Panduan Artikel Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Emas Lampaui Rekor Harga Meroket Dompet Tercekik Yok ikuti terus sampai akhir untuk informasi lengkapnya.

1.1. Jakarta, 10 September 2025

Jakarta, 10 September 2025 - Harga emas global terus mencatatkan rekor tertinggi, didorong oleh ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat. Pada perdagangan hari Selasa (Rabu waktu Jakarta), harga emas spot naik 0,3% menjadi USD 3.646,59 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi USD 3.673,95.

Kenaikan harga emas ini dipicu oleh spekulasi bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunga secepatnya pada bulan September. Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, menyatakan bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga menjadi pendorong utama reli harga emas.

Data terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan lapangan kerja di AS mengalami perlambatan signifikan pada bulan Agustus. Hal ini semakin memperkuat keyakinan pasar bahwa The Fed akan segera mengambil langkah-langkah pelonggaran moneter.

Saat ini, para pelaku pasar memperkirakan probabilitas sebesar 92% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed mendatang. Bahkan, sebagian investor bertaruh pada penurunan yang lebih besar, yaitu sebesar 50 basis poin, menurut CME FedWatch.

Suku bunga yang lebih rendah cenderung melemahkan nilai tukar dolar AS dan menurunkan imbal hasil obligasi. Kondisi ini membuat emas, sebagai aset safe haven yang tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik bagi investor.

Melek menambahkan bahwa jika ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda pelemahan, maka akan terjadi peningkatan aliran dana ke aset-aset non-standar seperti emas, sebagai upaya untuk melindungi diri dari potensi penurunan ekonomi.

Selain ekspektasi penurunan suku bunga, harga emas juga didukung oleh faktor-faktor lain, seperti melemahnya dolar AS, pembelian emas oleh bank sentral, kebijakan moneter yang dovish, dan meningkatnya ketidakpastian geopolitik global.

John Ciampaglia, CEO Sprott Asset Management, menyatakan optimisme terhadap prospek harga emas. Ia meyakini bahwa pasar akan terus menguat karena tidak ada indikasi perubahan signifikan dalam kebijakan tarif, hubungan perdagangan, atau geopolitik.