GenAI: Misinformasi Merajalela, Privasi Terancam, Riset Membuktikan.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5323676/original/060402600_1755799055-solen-feyissa-hWSNT_Pp4x4-unsplash.jpg)
Beritajitu.net Bismillah semoga hari ini penuh kebaikan. Saat Ini saya ingin membedah Technology, News, Indonesia, Dunia yang banyak dicari publik. Artikel Ini Mengeksplorasi Technology, News, Indonesia, Dunia GenAI Misinformasi Merajalela Privasi Terancam Riset Membuktikan Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.
Table of Contents
Era baru teknologi Generative Artificial Intelligence (GenAI) menawarkan kemajuan signifikan, namun juga menghadirkan tantangan serius bagi masyarakat global. GenAI berpotensi mengancam integritas demokrasi, memfasilitasi penipuan daring, dan memengaruhi geopolitik, terutama di kawasan Asia-Pasifik melalui praktik manipulasi informasi asing (FIMI).
Simposium Information Resilience and Integrity Symposium (IRIS), yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) melalui Safer Internet Lab (SAIL) bekerja sama dengan Center for Digital Society (CfDS) di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, menjadi wadah penting untuk membahas strategi kolektif dalam menghadapi tantangan ini. Acara ini berlangsung baru-baru ini.
Yose Rizal Damuri, Direktur Eksekutif CSIS, menekankan bahwa GenAI memunculkan ancaman seperti penipuan finansial, manipulasi informasi, serta pelanggaran privasi dan integritas demokrasi. Kemampuan GenAI untuk menghasilkan konten yang sangat realistis mempersulit masyarakat membedakan fakta dari fiksi, meningkatkan kerentanan terhadap manipulasi.
Salah satu ancaman paling mengkhawatirkan adalah kemampuan GenAI menciptakan deepfake, yaitu video dan rekaman audio palsu yang sangat meyakinkan. Deepfake dapat meniru orang sungguhan, termasuk tokoh politik, untuk menyebarkan informasi palsu atau pernyataan yang tidak pernah mereka buat. Contohnya, gambar fiktif kebakaran dekat Pentagon atau foto Paus yang dimanipulasi, yang dengan cepat menyebar di media sosial.
Model GenAI dilatih dengan data yang seringkali bias atau tidak akurat, sehingga dapat menghasilkan konten berbahaya atau menyesatkan, serta melanggengkan bias dan stereotip. Kemampuan AI menghasilkan konten menyesatkan dalam hitungan detik, jauh lebih cepat dibandingkan pembuatan misinformasi manual.
IRIS diharapkan menjadi platform lintas sektor yang menjembatani kajian akademis dengan kebijakan berbasis data, guna merespons risiko disinformasi dan manipulasi informasi asing yang mengancam ketahanan digital. Teknologi ini mempercepat upaya manipulasi informasi dengan memungkinkan produksi media sintetis berkualitas tinggi yang lebih murah dan mudah.
Pada tanggal 22 Agustus 2025, Yose Rizal Damuri menyatakan bahwa IRIS bertujuan untuk menjadi platform yang menghubungkan penelitian akademis dengan kebijakan berbasis data.
Begitulah ringkasan genai misinformasi merajalela privasi terancam riset membuktikan yang telah saya jelaskan dalam technology, news, indonesia, dunia Terima kasih atas kepercayaan Anda pada artikel ini selalu berpikir kreatif dan jaga pola tidur. Mari sebar informasi ini agar bermanfaat. cek artikel lainnya di bawah ini. Terima kasih.
✦ Tanya AI