Harga Minyak Bergejolak: Israel-Iran Memanaskan Dompet Global?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3400649/original/097410600_1615688966-brandon-mowinkel-H2b1a5WNSW0-unsplash.jpg)
Beritajitu.net Assalamualaikum semoga hari ini menyenangkan. Dalam Opini Ini saya ingin menjelaskan lebih dalam tentang Economy, News, Indonesia, Dunia. Catatan Penting Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Harga Minyak Bergejolak IsraelIran Memanaskan Dompet Global, Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.
Table of Contents
Konflik yang berkepanjangan antara Israel dan Iran berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pasar energi global, bahkan lebih dari sekadar fluktuasi harga. Analis Wall Street memperingatkan bahwa eskalasi konflik, terutama jika sampai menyebabkan penutupan Selat Hormuz, dapat mendorong harga minyak melonjak hingga USD 130 per barel dan memicu inflasi di Amerika Serikat hingga mencapai 6%.
Pada 18 Juni 2025, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berada di level USD 74. Namun, ketegangan yang meningkat dapat dengan cepat mengubah dinamika pasar. Selat Hormuz, jalur perairan vital yang terletak di antara Iran, Uni Emirat Arab, dan Oman, menjadi titik fokus utama. Penutupan jalur ini akan berdampak besar pada pengiriman minyak global dan berpotensi menyebabkan lonjakan harga yang dramatis.
Ekonom Oxford Economics, Ryan Sweet, menyatakan bahwa kenaikan harga minyak yang berkelanjutan dapat mendorong The Federal Reserve (The Fed) untuk mengambil sikap yang lebih akomodatif. Meskipun The Fed cenderung fokus pada metrik inflasi inti yang tidak memasukkan kategori volatil seperti energi, kekhawatiran tetap ada bahwa biaya energi yang lebih tinggi dapat memicu efek domino melalui rantai pasokan dan menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa lainnya.
Stephen Juneau, Ekonom Senior Bank of America, menambahkan bahwa skenario yang lebih stagflasi mungkin terjadi. Jika The Fed melihat dampak negatif pada ekonomi dan pasar tenaga kerja lebih besar daripada dorongan sementara terhadap inflasi, bank sentral mungkin akan memberikan sinyal bahwa mereka terbuka untuk memangkas suku bunga lebih cepat.
Namun, perlu waktu beberapa minggu sebelum pasar mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang arah harga minyak. Dampak terhadap ekonomi lebih sulit diperbaiki daripada menunggu percepatan inflasi utama. Sweet memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pertama pada bulan Desember.
Peter Sand, Chief Analyst Xeneta Research, menuturkan bahwa pengalihan rute pengiriman akan menaikkan tarif pengiriman. Operator akan mendorong biaya tambahan keamanan pada perdagangan ini.
Meskipun ada sanksi internasional terhadap ekspor minyak, Iran masih mengirimkan minyak mentah dalam jumlah signifikan ke China dan India. Perang Israel-Iran dapat mengganggu pasar energi dan rute perdagangan di kawasan tersebut.
Secara historis, lonjakan harga minyak yang tiba-tiba cenderung hanya menyebabkan kenaikan inflasi sementara yang biasanya diabaikan oleh The Fed. Namun, dengan ekonomi yang sudah melemah, lonjakan yang terus menerus dapat menimbulkan ancaman lebih besar terhadap pertumbuhan dan lapangan kerja daripada inflasi itu sendiri. Jika tren itu berbalik, ekonom memperingatkan lonjakan inflasi yang tajam dapat menunda pemotongan suku bunga hingga awal 2026.
Itulah informasi seputar harga minyak bergejolak israeliran memanaskan dompet global yang dapat saya bagikan dalam economy, news, indonesia, dunia Jangan ragu untuk mencari tahu lebih banyak dari berbagai sumber selalu bersyukur atas kesempatan dan rawat kesehatan emosional. Bantu sebarkan dengan membagikan postingan ini. silakan lihat artikel lain di bawah ini. Terima kasih.
✦ Tanya AI