Israel Ratakan Tepi Barat: Ratusan Pohon Tumbang Misterius!

Beritajitu.net Mudah-mudahan selalu ada senyuman di wajahmu. Dalam Tulisan Ini mari kita telaah News, Indonesia yang banyak diperbincangkan. Catatan Mengenai News, Indonesia Israel Ratakan Tepi Barat Ratusan Pohon Tumbang Misterius jangan sampai terlewat.

1.1. Tujuan dari tindakan ini, menurut penduduk setempat, adalah untuk mengendalikan dan memaksa warga untuk meninggalkan tanah mereka.

Pada tanggal 25 Agustus 2025, dilaporkan bahwa militer Israel menggunakan buldoser untuk menumbangkan ratusan pohon di desa al-Mughayyir, Tepi Barat. Jurnalis AFP menyaksikan langsung kejadian tersebut pada hari Minggu, 24 Agustus 2025, meskipun penduduk setempat mengklaim aktivitas tersebut dimulai sejak Kamis, 21 Agustus 2025.

Menurut saksi mata, tanah diratakan dan pohon zaitun yang tumbang berserakan di area perbukitan sekitar desa. Seorang petani lokal, Abdelatif Mohammed Abu Aliya, mengungkapkan bahwa ia kehilangan beberapa pohon zaitun berusia lebih dari 70 tahun di lahan miliknya.

Militer Israel menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. Sebelumnya, pada Jumat, 22 Agustus 2025, mereka mengumumkan penangkapan seorang pria dari al-Mughayyir yang dituduh bertanggung jawab atas serangan teroris di wilayah tersebut.

Penduduk setempat, seperti Abu Aliya, menuduh Israel menggunakan dalih palsu untuk meratakan lahan. Mereka bahkan mulai menanam kembali pohon-pohon yang telah dicabut.

Sebagian besar vegetasi yang ditumbangkan adalah pohon zaitun, yang memiliki nilai ekonomi dan budaya yang signifikan bagi masyarakat Tepi Barat. Sebuah LSM Palestina melaporkan bahwa setidaknya 14 orang telah ditangkap di desa tersebut dalam tiga hari terakhir.

Area perkebunan zaitun sering menjadi titik konflik antara petani lokal dan pemukim Israel. Dalam sebuah video yang beredar di media Israel, seorang komandan militer senior Israel bersumpah untuk membuat setiap desa dan setiap musuh... membayar harga yang mahal atas serangan terhadap warga Israel.

Insiden ini menambah daftar panjang konflik agraria di wilayah tersebut, memperburuk ketegangan antara warga Palestina dan Israel.

Tujuan dari tindakan ini, menurut penduduk setempat, adalah untuk mengendalikan dan memaksa warga untuk meninggalkan tanah mereka.