Jerat Cinta Palsu: Kenali Modus dan Hindari Love Scamming!

Beritajitu.net Bismillah semoga hari ini istimewa. Pada Saat Ini saya akan mengulas tren terbaru mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia. Ulasan Artikel Seputar Technology, News, Indonesia, Dunia Jerat Cinta Palsu Kenali Modus dan Hindari Love Scamming Pastikan Anda menyimak sampai kalimat penutup.

Penipuan berkedok asmara, atau love scamming, menjadi isu yang semakin meresahkan di era digital ini. Kasus ini mencuat setelah seorang pegawai pemerintahan menjadi korban, kehilangan puluhan juta rupiah akibat rayuan dari seseorang yang dikenal melalui media sosial. Ironisnya, sosok pria yang selama ini menjadi teman bicara hanyalah fiktif belaka.

Kasus love scamming bukanlah fenomena baru. Peningkatan penggunaan aplikasi dan situs kencan online membuka celah bagi para penipu untuk melancarkan aksinya. Data menunjukkan peningkatan signifikan dalam laporan penipuan kencan dan asmara. Pada tahun 2016, Komisi Perdagangan Federal AS menerima 11.235 laporan, dan angka ini melonjak hampir lima kali lipat menjadi 52.593 laporan pada tahun 2020.

Modus operandi love scammer umumnya dimulai dengan membangun profil palsu yang menarik perhatian. Mereka mendekati calon korban dengan berbagai cara, menjalin komunikasi intensif, dan membangun hubungan emosional. Penipu seringkali menggunakan taktik manipulasi dan rayuan untuk mendapatkan kepercayaan korban secara bertahap.

Salah satu taktik yang digunakan adalah dengan mengirim pesan yang meyakinkan, memperkenalkan diri sebagai individu dengan karir mapan, dan seringkali mengaku memiliki anak. Mereka kemudian membangun hubungan emosional dengan korban melalui percakapan intensif. Bahkan, beberapa penipu berani mengajak korban melakukan video call dengan webcam, yang kemudian dapat digunakan untuk mengancam dan memeras korban.

Menurut Kaspersky, pada tanggal 19 Juni 2025, love scamming adalah penipuan yang terjadi ketika seseorang merasa telah menjalin hubungan atau memiliki kecocokan dengan orang lain melalui layanan chat atau media sosial. Namun, di balik hubungan virtual ini, terdapat ancaman serius yang mengintai.

Selain meminta uang, penipu juga dapat mencuri data pribadi korban yang cukup untuk melakukan pencurian identitas. Pandemi COVID-19, yang membatasi interaksi tatap muka, juga berkontribusi pada peningkatan kasus love scamming karena orang lebih banyak menghabiskan waktu secara online.

Jenis-jenis penipuan berkedok cinta bervariasi, mulai dari situs kencan palsu, penggunaan foto palsu, penyebaran malware, hingga iming-iming warisan. Para penipu memanfaatkan emosi korban untuk memanipulasi dan merayu mereka secara bertahap.

Untuk menghindari menjadi korban love scamming, penting untuk berhati-hati dan waspada terhadap orang yang dikenal melalui media sosial atau aplikasi kencan online. Jangan mudah percaya dengan profil yang terlalu sempurna atau janji-janji manis yang tidak realistis. Selalu lakukan verifikasi identitas dan informasi yang diberikan oleh orang tersebut sebelum menjalin hubungan yang lebih serius. Jika merasa ada yang mencurigakan, segera laporkan kepada pihak berwajib.