JF3 2025 Ditutup: Cinta Fesyen Lokal Bersemi Indah!

Beritajitu.net Selamat membaca semoga bermanfaat. Saat Ini aku mau menjelaskan Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang banyak dicari orang. Ringkasan Informasi Seputar Lifestyle, News, Indonesia, Trends JF3 2025 Ditutup Cinta Fesyen Lokal Bersemi Indah Jangan berhenti di tengah jalan

Jakarta, 3 Agustus 2025 - Jakarta Fashion and Food Festival (JF3) 2025 di Summarecon Mal Serpong ditutup dengan penampilan memukau dari Lakon, menampilkan kreasi dari lima jenama lokal. Lakon mengusung konsep 'Bayang', sebuah eksplorasi mendalam tentang hubungan antarmanusia, emosi, dan kerentanan yang diekspresikan melalui fashion.

Koleksi Bayang bertujuan mentransformasi sarung, yang identik dengan tradisi, menjadi identitas fashion modern yang relevan untuk berbagai kesempatan. Menurut Lakon, fashion lebih dari sekadar tampilan; ia adalah medium untuk menyampaikan makna yang mendalam.

Lima jenama lokal yang terlibat, yaitu ByDree, Kyrra, Senja Sore, Saroengan, dan Oxford Society, masing-masing memberikan interpretasi unik tentang cinta. Kolaborasi ini memiliki benang merah yang sama, yaitu pesan cinta dalam berbagai dimensinya. Arsya Prasetiawan, Merchandiser and Fashion Stylist Lakon Store, menjelaskan bahwa pemilihan kelima brand ini telah melalui proses kurasi yang ketat.

Setiap jenama mewakili subtema yang berbeda: Saudade (kerinduan mendalam), Rebirth (kelahiran kembali), Eternal Flame (cinta abadi), Shadowed Love (cinta tersembunyi), dan Savage Love (cinta liar). Tema-tema ini diterjemahkan ke dalam palet warna yang bermakna, motif simbolik, tekstur yang kaya, dan siluet yang dinamis, menciptakan visual yang intens dan emosional.

ByDree memilih denim sebagai material utama, melihatnya sebagai simbol kekuatan, ketangguhan, kesederhanaan, dan kenyamanan abadi. Denim menyatukan semua perbedaan, menjahitnya menjadi harmoni yang indah dan fungsional, ujar perwakilan byDree.

Peragaan busana dimeriahkan dengan musik dan tari, memberikan energi positif saat para model menampilkan koleksi unik dari masing-masing brand. Saroengan, dengan subtema Shadowed Love, menyumbangkan 18 looks yang memadukan motif kain sarung hitam-putih dengan motif kotak persegi, menciptakan kemeja, celana, gaun, dan lainnya.

Yaffi, Co-Founder Saroengan, menekankan pentingnya menjadikan sarung sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Bayang di sini, bisa membayang-bayangi masyarakat Indonesia. Bukan hanya ada di lemari, tapi bisa dipakai dalam keseharian, ujarnya.

Senja Sore memperkenalkan koleksi BARA, sebuah refleksi perasaan mendalam yang tak selalu terlihat, namun selalu terasa. Koleksi ini membawa makna yang tidak selalu tersirat secara eksplisit.

Lakon berharap koleksi ini dapat menginspirasi generasi muda untuk berani mengenakan kain tradisional dan menjadikannya bagian dari gaya fashion modern. Teman-teman Gen Z pun sekarang sudah berani berkain, berpakaian tradisional, pungkasnya.