JF3 Talk: Fesyen Lestari, Masa Depan Industri Indonesia.

Beritajitu.net Dengan nama Allah semoga semua berjalan lancar. Di Kutipan Ini mari kita bahas keunikan dari Lifestyle, News, Indonesia, Trends yang sedang populer. Penjelasan Mendalam Tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends JF3 Talk Fesyen Lestari Masa Depan Industri Indonesia Jangan kelewatan simak artikel ini hingga tuntas.

1.1. keterbatasan SDM dan bahan baku

Jakarta, 8 Mei 2025 - Industri fesyen lokal menghadapi berbagai tantangan kompleks, terungkap dalam JF3 Talk 2025 Vol.1 yang diadakan pada 7 Mei 2025 di Teras Lakon Summarecon Serpong. Diskusi ini menyoroti isu-isu krusial yang dihadapi para pelaku industri, mulai dari keterbatasan sumber daya hingga perubahan tren yang cepat.

Afif dari ControlNew menyoroti keterbatasan SDM dan bahan baku sebagai kendala utama dalam produksi upcycle. Tidak semua jenis kain dapat diolah, dan konsumen cenderung sensitif terhadap harga, membuat penjualan produk berkelanjutan dengan harga premium menjadi sulit.

Arif dari Mr.A menekankan pentingnya recrafted dan keberlanjutan sebagai masa depan desain. Sementara itu, Elok dari Dola’ap Kebaya mengungkapkan dilema antara menciptakan desain sederhana yang mudah diproduksi dari kain sisa dengan kebutuhan pasar akan desain yang unik dan menarik.

Astrela dari Bespoke menyoroti perubahan tren fesyen yang sangat cepat sebagai tantangan terbesar. Industri dituntut untuk memahami keinginan pasar sambil mempertahankan DNA brand. Forecast tren menjadi penting untuk menggabungkan nilai brand dengan keinginan pasar.

Bagi Matahari dari Timur, tantangan terletak pada perajin di Sumba yang tidak mengenal tren. Kebutuhan ekonomi mendesak juga memaksa perajin beralih ke bahan non-natural atau bahkan berhenti menenun.

Ayu Gani dari Batik Sulawesi, yang telah eksis selama 15 tahun, menceritakan bahwa pasar batik khas Sulawesi Selatan masih tergolong kecil. Penjualan masih terbatas melalui e-commerce dan WhatsApp, dan belum ada produsen batik yang secara konsisten mengangkat motif khas tersebut.

Thresia Mareta, Pendiri LAKON Indonesia dan advisor JF3, menutup diskusi dengan menegaskan komitmen JF3 untuk terus berkembang dan terhubung secara internasional. JF3 berharap seluruh pelaku industri dapat berperan aktif dalam membangun ekosistem fesyen Indonesia dengan semangat kolaborasi dan kualitas yang lebih matang.

JF3 akan semakin fokus menjalin hubungan internasional demi mendukung kemajuan industri fesyen lokal. Tahun ini, JF3 mengundang desainer dari Korea Selatan sebagai bagian dari kolaborasi dua arah. Setelah forum ini, JF3 Talk Vol.2 akan dihadiri pemerintah, disusul JF3 Talk Vol.3 yang bakal menggelar journalist workshop.

Beberapa poin penting yang mengemuka dalam diskusi:

Isu	Tantangan
Upcycle	Keterbatasan SDM, bahan baku, dan persepsi konsumen.
Desain	Menyeimbangkan kemudahan produksi dengan permintaan pasar.
Tren	Perubahan tren yang cepat dan kebutuhan untuk memahami pasar.
Perajin	Kurangnya pengetahuan tentang tren dan tekanan ekonomi.
Pemasaran	Eksposur terbatas dan penetrasi pasar nasional yang belum signifikan.