KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam: Laut Memanggil Reformasi Keselamatan!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5271287/original/085680400_1751492736-IMG-20250703-WA0002.jpg)
Beritajitu.net Dengan izin Allah semoga kita semua sedang diberkahi segalanya. Pada Postingan Ini saya ingin membahas berbagai perspektif tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Pembahasan Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam Laut Memanggil Reformasi Keselamatan Lanjutkan membaca untuk mendapatkan informasi seutuhnya.
- 1.1. Tabel: Ringkasan Insiden KMP Tunu Pratama Jaya
Table of Contents
Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli 2025, kembali menyoroti kelemahan mendasar dalam sistem keselamatan pelayaran nasional. Marcellus Hakeng Jayawibawa, seorang pengamat maritim, menyatakan bahwa insiden ini mencerminkan masalah serius dalam aspek teknis, operasional, dan kelembagaan.
Marcellus Hakeng, dalam keterangan tertulisnya pada 3 Juli 2025, mendesak adanya reformasi menyeluruh dalam tata kelola keselamatan transportasi laut. Ia menekankan bahwa pemerintah pusat, khususnya Kementerian Perhubungan, perlu segera melakukan audit komprehensif terhadap seluruh armada kapal penyeberangan, terutama yang beroperasi di jalur vital seperti Selat Bali.
Menurutnya, tanggung jawab keselamatan tidak bisa hanya dibebankan kepada pemerintah pusat. Pemerintah daerah, BUMN pengelola pelabuhan, dan perusahaan swasta penyedia jasa pelayaran harus menanamkan budaya keselamatan secara menyeluruh. Praktik keselamatan yang kerap dikorbankan demi efisiensi ekonomi harus dihentikan.
Karamnya kapal yang baru saja meninggalkan Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk dalam waktu kurang dari 30 menit setelah berlayar ini, mengindikasikan adanya kelalaian serius. KMP Tunu Pratama Jaya tercatat mengangkut 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton, serta 65 orang penumpang dan awak.
Marcellus menyoroti pentingnya pengamanan muatan, terutama kendaraan berat, di kapal penyeberangan. Kendaraan yang tidak diamankan berpotensi bergeser, mengganggu stabilitas kapal, bahkan menyebabkan kemiringan hingga tenggelam. Ia menegaskan bahwa Peraturan Menteri Perhubungan sudah jelas mewajibkan pengamanan muatan sebagai bagian dari kelayakan pelayaran.
“Tidak boleh ada alasan apa pun yang membenarkan tidak dilakukan lashing. Padatnya jadwal pelayaran, tekanan dari pemilik kendaraan, dan kelonggaran dari petugas sering kali menjadi kombinasi berbahaya,” ujarnya. Lashing, yaitu pengikatan kendaraan dengan sistem pengaman khusus, sangat penting untuk mencegah pergeseran muatan saat kapal digoyang ombak atau terjadi guncangan.
Ia juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas operator dan awak kapal melalui pelatihan dan sertifikasi keselamatan yang ditinjau ulang secara berkala. Simulasi penyelamatan dan evakuasi di laut harus menjadi latihan rutin, bukan hanya seremoni semata.
Marcellus menutup pernyataannya dengan penegasan bahwa pendidikan keselamatan harus dimulai sejak proses pembelian tiket hingga penumpang naik ke atas kapal. Syahbandar dan operator pelabuhan harus bertanggung jawab penuh terhadap kelayakan kapal. Tidak boleh ada toleransi bagi kapal yang tidak memenuhi standar keselamatan.
Tabel: Ringkasan Insiden KMP Tunu Pratama Jaya
Aspek | Detail |
---|---|
Tanggal Kejadian | 2 Juli 2025 |
Lokasi | Selat Bali |
Rute | Ketapang - Gilimanuk |
Muatan | 22 kendaraan (14 truk tronton), 65 penumpang & awak |
Penyebab Utama | Diduga kelalaian dalam pengamanan muatan (lashing) |
Itulah pembahasan lengkap seputar kmp tunu pratama jaya tenggelam laut memanggil reformasi keselamatan yang saya tuangkan dalam business, news, indonesia, dunia Saya harap Anda menemukan sesuatu yang berguna di sini ciptakan lingkungan positif dan jaga kesehatan otak. Silakan bagikan kepada orang-orang terdekat. jangan lewatkan artikel lain di bawah ini.
✦ Tanya AI