Lebaran Ketupat 2025: Catat Tanggalnya, Jangan Sampai Ketinggalan!

Beritajitu.net Mudah-mudahan harimu cerah dan indah. Detik Ini mari kita telaah berbagai sudut pandang tentang News, Indonesia. Artikel Ini Menawarkan News, Indonesia Lebaran Ketupat 2025 Catat Tanggalnya Jangan Sampai Ketinggalan Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.

Lebaran Ketupat, sebuah tradisi unik yang dirayakan oleh masyarakat Jawa, khususnya umat Muslim, jatuh pada tanggal 8 Syawal, atau tujuh hari setelah Hari Raya Idul Fitri. Perayaan ini menjadi momentum penting yang dinantikan setiap tahunnya, diwarnai dengan berbagai ritual dan kegiatan yang kaya akan makna.

Berbeda dengan Idul Fitri yang dirayakan pada 1 Syawal sebagai bagian dari ibadah, Lebaran Ketupat lebih menekankan pada kebersamaan dan ungkapan rasa syukur setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Sejarah Lebaran Ketupat memiliki kaitan erat dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo, dikenal dengan pendekatan dakwahnya yang bijaksana dan santun, diyakini memiliki peran penting dalam mengembangkan tradisi ini.

Ketupat, hidangan utama dalam perayaan ini, melambangkan proses penyempurnaan diri setelah bulan Ramadan. Bentuknya yang segi empat merepresentasikan empat elemen penting dalam kehidupan: tanah, air, udara, dan api.

Proses memasak ketupat yang memakan waktu dan membutuhkan kesabaran mencerminkan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan. Penggunaan daun kelapa muda sebagai pembungkus melambangkan kesucian dan kesederhanaan.

Anyaman ketupat yang terbungkus rapi, kemudian disantap setelah dikupas, melambangkan proses membersihkan diri dari dosa dan kesalahan yang mungkin dilakukan selama setahun terakhir. Mengupas ketupat juga diartikan sebagai membersihkan diri dari hal-hal negatif, sebagai persiapan untuk memulai lembaran baru yang lebih baik.

Pembagian ketupat kepada keluarga dan tetangga menjadi wujud nyata dari silaturahmi dan berbagi kebahagiaan. Perayaan ini bukan hanya sekadar menikmati hidangan ketupat, tetapi juga memiliki makna spiritual dan sosial yang mendalam, mempererat ikatan keluarga dan masyarakat.

Tradisi ini diperkirakan berkembang seiring dengan usaha para Wali Songo dalam menyebarkan ajaran Islam dengan cara yang arif dan bijaksana, menggabungkan nilai-nilai Islam dengan budaya lokal.

Perayaan ini juga menjadi momen untuk mempererat tali silaturahmi, menanamkan nilai-nilai kebersamaan, dan saling mengingatkan akan pentingnya saling memaafkan.

Masyarakat Sasak juga memiliki tradisi serupa, dirayakan dengan ziarah kubur dan festival ketupat, yang dimeriahkan dengan berbagai permainan tradisional dan pertunjukan seni. Meskipun memiliki nama yang berbeda, inti dari perayaan ini tetap sama, yaitu ungkapan syukur dan kebersamaan.