MAKI Tagih KPK: Buktikan Sitaan Motor Ridwan Kamil!

Beritajitu.net Hai semoga semua impianmu terwujud. Di Tulisan Ini mari kita telaah News, Indonesia yang banyak diperbincangkan. Review Artikel Mengenai News, Indonesia MAKI Tagih KPK Buktikan Sitaan Motor Ridwan Kamil Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.

Jakarta, 21 April 2025 - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) kembali menyoroti kinerja Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait penanganan kasus dugaan korupsi di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB).

Koordinator MAKI, Boyamin Saiman, mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya perkembangan kasus ini. Menurutnya, kasus BJB seharusnya menjadi prioritas KPK untuk segera diselesaikan, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap keuangan daerah.

Boyamin menyoroti beberapa aspek yang dianggapnya tidak jelas, termasuk status dana non-budgeter, pembayaran iklan melalui pihak ketiga, serta proses pencairan dan pertanggungjawaban dana tersebut. Iklan untuk siapa, proses pencairannya bagaimana, pertanggungjawabannya bagaimana, sampai sekarang belum jelas, ujarnya.

Selain itu, MAKI juga mempertanyakan penanganan terhadap barang bukti, khususnya motor Royal Enfield milik Ridwan Kamil yang sempat disita KPK. Yang ini Royal Enfield katanya dititipin, setelah ramai-ramai terus diambil, tapi disimpan di mana, rahasia, kata Boyamin.

Ia mendesak KPK untuk segera menunjukkan motor tersebut kepada publik sebagai bukti keseriusan dalam menangani kasus ini. Saya meminta KPK untuk membawa motor itu ke kantor KPK ditunjukkan kepada teman-teman media, bahwa betul-betul sudah diambil, tegasnya.

Boyamin juga menyoroti status penahanan para tersangka, termasuk mantan Direktur Utama Bank BJB, Yuddy Renaldi, yang telah mengundurkan diri dari jabatannya. Jadi kan kalau alasannya yang bersangkutan masih kerja kan sudah nggak ada alasan lagi untuk tidak ditahan, jelasnya.

MAKI berharap KPK dapat merespon keresahan publik dan bertindak tegas dalam menangani kasus korupsi Bank BJB. Ini kan menjadikan masyarakat jadi jengah, jadi jengkel. Kesannya bahwa hukum tidak berlaku adil untuk semuanya, ada keistimewaan untuk BJB ini, tersangkanya belum ditahan, bahkan barang bukti itu saja tarik ulur, pungkas Boyamin.

Kasus ini melibatkan beberapa nama, termasuk Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi (YR), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Widi Hartoto (WH), serta pengendali agensi Antedja Muliatama dan Cakrawala Kreasi Mandiri, Ikin Asikin Dulmanan (IAD); pengendali agensi BSC Advertising dan Wahana Semesta Bandung Ekspress, Suhendrik (S); dan pengendali Cipta Karya Sukses Bersama, Sophan Jaya Kusuma (SJK).