Pacu Jalur Riau: Malaysia Klaim? Fakta Sejarah Bicara!

Beritajitu.net Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat data di blog saya yang penuh informasi. Di Momen Ini aku ingin membagikan pengetahuan seputar Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Konten Yang Mendalami Lifestyle, News, Indonesia, Trends Pacu Jalur Riau Malaysia Klaim Fakta Sejarah Bicara Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.

Pada tanggal 8 Juli 2025, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Riau, Roni Rakhmat, menegaskan bahwa pacu jalur adalah warisan budaya asli Indonesia, khususnya dari Kuantan Singingi, Riau. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap viralnya atraksi budaya ini di media sosial.

Roni Rakhmat menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan telah secara resmi mengakui pacu jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia. Pengakuan ini semakin memperkuat identitas pacu jalur sebagai bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya nasional.

Secara etimologis, istilah pacu berarti perlombaan, sedangkan jalur merujuk pada perahu. Dengan demikian, pacu jalur dapat diartikan sebagai perlombaan mendayung perahu. Tradisi ini melibatkan puluhan pendayung dalam satu perahu, yang berlomba menerobos arus sungai menuju garis finis.

Menurut tradisi lisan masyarakat setempat, pacu jalur awalnya berfungsi sebagai sarana transportasi menyusuri Sungai Batang Kuantan. Perahu-perahu ini digunakan untuk mengangkut hasil bumi dan orang, mengingat keterbatasan transportasi darat pada masa lalu.

Seiring waktu, perahu-perahu transportasi ini dihias dengan ornamen khas daerah, seperti ukiran kepala ular, buaya, dan harimau. Transformasi ini menandai evolusi pacu jalur dari sekadar alat transportasi menjadi ajang perlombaan yang meriah.

Festival Pacu Jalur telah menjadi bagian dari perayaan adat sejak tahun 1890, bahkan digunakan untuk memperingati hari lahir Ratu Wilhelmina pada masa kolonial Belanda. Setelah kemerdekaan, festival ini terus berkembang untuk merayakan HUT RI dan hari-hari besar umat Islam.

Setiap jalur, yang panjangnya sekitar 40 meter, membutuhkan biaya hingga Rp100 juta per unit. Dana ini diperoleh secara swadaya oleh masyarakat Kuansing, mencerminkan semangat gotong royong yang kuat dalam melestarikan warisan budaya.

Atraksi pacu jalur dimulai dengan letupan meriam karbit sebanyak tiga kali, sebagai aba-aba bagi peserta. Setiap perahu didayung oleh 50 hingga 60 orang, tergantung pada panjangnya. Mereka berlomba menerobos arus Sungai Kuantan menuju garis finis.

Roni Rakhmat berpendapat bahwa klaim terkait asal-usul pacu jalur mungkin muncul karena kedekatan budaya dan geografis antara Riau dan Malaysia. Namun, ia menegaskan bahwa fakta dan sejarahnya jelas menunjukkan bahwa pacu jalur adalah warisan budaya asli Indonesia.

Pemerintah terus berupaya mengedukasi masyarakat luas, baik di dalam maupun luar negeri, mengenai keaslian dan kekayaan budaya pacu jalur. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa warisan budaya Indonesia ini tetap diakui sebagaimana mestinya.

Roni Rakhmat menambahkan, Ini membuktikan bahwa kearifan lokal kita memiliki daya tarik universal dan mampu bersaing di panggung global. Viralnya pacu jalur di media sosial menjadi bukti nyata akan hal ini.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, turut menyapa masyarakat Kabupaten Kuansing di arena pacu jalur, menunjukkan dukungan pemerintah terhadap pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini.