Pengacara Terjerat Senjata Api: Misteri Asal-Usul Mulai Terkuak.

Beritajitu.net Hai semoga hatimu selalu tenang. Sekarang mari kita bahas News, Indonesia yang lagi ramai dibicarakan. Analisis Artikel Tentang News, Indonesia Pengacara Terjerat Senjata Api Misteri AsalUsul Mulai Terkuak Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.

Pada tanggal 28 April 2025, Polres Metro Jakarta Pusat mengungkap kasus kepemilikan senjata api ilegal yang bermula dari insiden lalu lintas ringan. AKP Sumarno, Kasubnit Laka Lantas, menjelaskan bahwa pengungkapan ini bermula dari serempetan antara mobil Daihatsu Sigra milik tersangka berinisial S dengan sebuah mikrolet di Jalan Kramat Raya.

Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus, menyatakan bahwa pihaknya tengah memburu seseorang berinisial A, yang diduga menjual senjata api kepada S. Penyelidikan ini merupakan pengembangan dari kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan S.

Menurut pengakuan S kepada pihak kepolisian, ia membeli pistol Makarov dari A dengan harga Rp 30 juta. Polisi juga menemukan dua senjata api lainnya di dalam mobil S. Ketiga senjata tersebut dipastikan tidak memiliki izin resmi.

Kronologi kejadian bermula ketika mobil mikrolet dan mobil S melaju beriringan. Senggolan antara kedua kendaraan memicu perdebatan di lokasi kejadian. Warga yang menyaksikan kejadian tersebut melaporkannya kepada pihak kepolisian. Petugas kemudian membawa kedua kendaraan ke Pos Polisi Lapangan Banteng untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Saat pemeriksaan dokumen kendaraan, S tidak dapat menunjukkan SIM dan STNK. Kecurigaan muncul ketika Aiptu Widardi, seorang anggota polisi, melihat senjata api di pinggang S saat ia berjongkok. Penemuan ini menjadi awal mula penyelidikan lebih mendalam.

Tim Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat kemudian melakukan penggeledahan terhadap kendaraan S. Kasus kecelakaan lalu lintas diserahkan ke unit laka lantas, sementara kasus kepemilikan senjata api ilegal ditangani oleh reserse kriminal.

Kasus laka lantasnya tidak terlalu berat, hanya serempetan. Kami fokus pada pidananya, ujar salah satu petugas.