Presiden Ogah Ngemis Trump: Tarif Tinggi, Cari Solusi Lain!

Beritajitu.net Selamat beraktivitas semoga penuh keberhasilan., Pada Edisi Ini saya akan mengupas tuntas isu seputar News, Indonesia. Ulasan Mendetail Mengenai News, Indonesia Presiden Ogah Ngemis Trump Tarif Tinggi Cari Solusi Lain Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.

Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, menyatakan sikap tegas terkait tarif impor yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk Brasil. Dalam wawancara di Brasilia, Lula menegaskan bahwa pemerintahannya tidak akan terburu-buru mengambil tindakan balasan. Ia lebih memilih mengedepankan dialog tingkat menteri sebagai upaya penyelesaian masalah ini.

Lula menolak memberikan detail spesifik mengenai langkah-langkah dukungan yang akan diberikan kepada perusahaan-perusahaan Brasil. Namun, diperkirakan bahwa bantuan tersebut akan mencakup fasilitas kredit dan insentif ekspor. Pemerintah Brasil juga mempertimbangkan untuk mengajukan keluhan bersama dengan negara-negara lain ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Situasi diplomatik semakin rumit dengan adanya tuntutan dari Presiden AS, Donald Trump, yang mengaitkan tarif baru ini dengan penghentian proses hukum terhadap mantan presiden Brasil, Jair Bolsonaro. Lula menanggapi hal ini dengan menyatakan bahwa Mahkamah Agung Brasil tidak akan terpengaruh oleh pernyataan Trump.

Lula membuka peluang untuk bertemu dengan Trump di forum internasional, seperti Majelis Umum PBB atau Konferensi Iklim PBB (COP). Namun, ia menegaskan bahwa dirinya tidak akan memohon kepada Trump. Saat intuisi saya mengatakan Trump siap berbicara, saya tak akan ragu untuk meneleponnya, kata Lula.

Pemerintah Brasil saat ini fokus pada kebijakan dalam negeri untuk meminimalkan dampak ekonomi dari tarif AS, sambil tetap menjaga tanggung jawab fiskal. Lula juga berencana menghubungi negara-negara mitra di kelompok BRICS untuk membahas respons bersama terhadap kebijakan AS.

Meskipun ekspor Brasil menghadapi tarif impor hingga 50% mulai Rabu, 6 Agustus 2025, Lula tampak tenang dan tidak gentar. Ia mengkritik gaya diplomasi Trump yang dianggapnya sering mempermalukan tamunya. Apa yang dilakukan Trump terhadap Zelensky adalah penghinaan. Apa yang dia lakukan terhadap Ramaphosa juga penghinaan, kata Lula.

Lula juga mengungkapkan rencana pemerintahannya untuk merumuskan kebijakan nasional baru terkait sumber daya mineral strategis Brasil. Kebijakan ini harus didasari prinsip kedaulatan nasional agar negara tidak terus-menerus hanya mengekspor bahan mentah tanpa nilai tambah.

Ketika ditanya soal kemungkinan tindakan terhadap perusahaan-perusahaan AS, seperti peningkatan pajak terhadap raksasa teknologi, Lula menjawab bahwa pemerintahnya tengah mempelajari cara untuk menyamakan perlakuan pajak antara perusahaan AS dan perusahaan domestik Brasil.

Lula membandingkan potensi kekuatan kolektif negara-negara BRICS dengan kekuatan negosiasi serikat buruh, tempat ia dulu berkiprah. Saya lahir sebagai negosiator, ujar Lula. Ia menekankan pentingnya kehati-hatian dalam mengambil tindakan. Kita harus sangat berhati-hati, imbuhnya.

Lula juga menyinggung sejarah intervensi AS dalam kudeta 1964 di Brasil. Kami telah memaafkan intervensi AS dalam kudeta 1964, kata Lula, yang karier politiknya dimulai sebagai pemimpin serikat buruh yang menentang pemerintahan militer hasil kudeta tersebut.