Rupiah Menggeliat: Dolar AS Dilibas, Intip Proyeksinya!

Beritajitu.net Hai semoga semua impianmu terwujud. Di Situs Ini saya ingin menjelaskan bagaimana Economy, News, Indonesia, Dunia berpengaruh. Pembahasan Mengenai Economy, News, Indonesia, Dunia Rupiah Menggeliat Dolar AS Dilibas Intip Proyeksinya Marilah telusuri informasinya sampai bagian penutup kata.

Pada 23 Mei 2025, pasar keuangan global dikejutkan oleh keputusan Moody's menurunkan peringkat utang pemerintah Amerika Serikat dari Aaa menjadi Aa1. Langkah ini dipicu oleh kekhawatiran mendalam terhadap defisit fiskal AS yang terus membesar dan beban utang yang meningkat tajam.

Moody's memperkirakan defisit federal AS akan mencapai hampir 9% dari PDB pada tahun 2035, melonjak dari 6,4% di tahun 2024. Sementara itu, beban utang diperkirakan akan meroket menjadi 134% dari PDB pada tahun 2035, dibandingkan dengan 98% pada tahun 2024. Proyeksi suram ini mencerminkan kegagalan pemerintah dan Kongres AS dalam mengatasi tren defisit fiskal tahunan yang besar dan kenaikan biaya bunga.

Penurunan peringkat ini langsung berdampak pada nilai tukar rupiah. Pada pembukaan perdagangan Jumat pagi, rupiah menguat 8 poin atau 0,05% menjadi Rp16.320 per dolar AS. Analis mata uang, Lukman Leong dari Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa penguatan rupiah ini didorong oleh kekhawatiran investor terhadap kesehatan fiskal AS, yang menyebabkan indeks dolar AS melemah.

Rupiah dan mata uang Asia pada umumnya menguat terhadap dolar AS yang dimana indeks dolar AS terpantau turun cukup besar pagi ini oleh kekhawatiran akan kesehatan fiskal AS, ujar Lukman.

Namun, Lukman memperingatkan bahwa penguatan rupiah mungkin terbatas karena pasar saham rentan terhadap aksi ambil untung. Ia memprediksi kurs rupiah akan bergerak di kisaran Rp16.300-Rp16.400 per dolar AS.

Selain itu, Federal Reserve Bank of Philadelphia mengungkapkan bahwa prospek ekonomi AS tampak lebih suram dibandingkan tiga bulan sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh bank tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS hanya mencapai 1,4% pada tahun 2025, turun tajam dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,4% sebelum perang dagang.

Penurunan peringkat utang oleh Moody's semakin memperburuk prospek ekonomi AS yang sudah dilanda kekhawatiran resesi dan inflasi. Kondisi ini menuntut respons kebijakan yang tepat dan terukur dari pemerintah AS untuk memulihkan kepercayaan investor dan menjaga stabilitas ekonomi.