Sangiran Purba Menyapa De Tjolomadoe: Pameran Setahun Memukau.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5332644/original/015389400_1756525088-WhatsApp_Image_2025-08-29_at_12.07.13.jpeg)
Beritajitu.net Hai semoga hatimu selalu tenang. Pada Detik Ini aku mau menjelaskan apa itu Travel, Indonesia, Trens, Dunia secara mendalam. Informasi Terbaru Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Sangiran Purba Menyapa De Tjolomadoe Pameran Setahun Memukau Jangan kelewatan simak artikel ini hingga tuntas.
Table of Contents
Pada tanggal 29 Agustus 2025, Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB), Abi Kusno, mengumumkan kolaborasi strategis antara Museum Manusia Purba Sangiran dan Museum De Tjolomadoe. Kemitraan ini bertujuan untuk memperluas akses publik terhadap warisan budaya Indonesia, meningkatkan kualitas wisata edukasi, dan memperkuat peran museum sebagai pusat dialog budaya yang dinamis.
Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi langkah signifikan dalam memajukan kebudayaan di Jawa Tengah. Pameran bertajuk Sangiran, Sekarang Sambang Masa Lalu, Songsong Masa Depan di Museum De Tjolomadoe menjadi wujud nyata dari kolaborasi ini.
Pameran ini dibagi menjadi tiga tema utama yang menggambarkan perjalanan panjang manusia purba. Tema pertama, Sangiran, Sekarang, menampilkan koleksi unggulan dari lima klaster Museum Sangiran. Tema kedua, Sambang Masa Lalu, mengajak pengunjung menelusuri evolusi manusia dan lingkungan, serta kondisi Sangiran pada 2,4 juta tahun lalu. Tema terakhir, Songsong Masa Depan, menggambarkan Sangiran sebagai pusat ilmu pengetahuan, pariwisata, dan inspirasi global.
Marlia Yulianti Rosyidah, Penanggung Jawab Unit Museum Manusia Purba Sangiran, menyatakan bahwa pameran ini adalah kesempatan emas untuk mendekatkan Sangiran kepada masyarakat. Wildan Akfi Kurnia, General Manager Operasional De Tjolomadoe, juga mengapresiasi terselenggaranya pameran ini.
Museum De Tjolomadoe sendiri dulunya adalah pabrik gula bernama Colomadu, didirikan pada 8 Desember 1861 atas perintah Mangkunegara IV. Pembangunan pabrik ini didanai dari keuntungan perkebunan kopi milik Praja Mangkunegara. Nama Colomadu, yang berarti gunung madu, diberikan dengan harapan industri gula ini akan terus berkembang.
Pada masa itu, Karanganyar memiliki potensi besar sebagai perkebunan tebu, dan gula menjadi sumber penghasilan penting selain pajak. Mangkunegara IV menugaskan R. Kampf, seorang ahli berkebangsaan Jerman, untuk mendirikan pabrik gula ini. Peralatan pabrik didatangkan langsung dari Eropa, dan produksi gula Colomadu dimulai pada tahun 1862. Gula yang dihasilkan dipasarkan ke berbagai wilayah, termasuk Jawa, Banda Neira, Singapura, dan Belanda.
Pameran ini dilengkapi dengan instalasi dan narasi edukatif yang dirancang untuk mengajak pengunjung merenungkan perjalanan panjang evolusi manusia. Harga tiket masuk adalah Rp50.000 untuk pengunjung lokal dan Rp60.000 untuk wisatawan mancanegara.
Diharapkan, pameran ini dapat memperkaya pengalaman edukasi rekreatif, mendukung pengembangan pariwisata berbasis budaya, dan meningkatkan kecintaan masyarakat terhadap warisan budaya Indonesia. Museum Sangiran dan Museum De Tjolomadoe berharap masyarakat dapat memahami pentingnya warisan budaya dan mengambil inspirasi dari Sangiran untuk membangun masa depan bangsa yang berakar kuat pada sejarahnya.
Begitulah sangiran purba menyapa de tjolomadoe pameran setahun memukau yang telah saya bahas secara lengkap dalam travel, indonesia, trens, dunia Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam ciptakan peluang dan perhatikan asupan gizi. Bagikan kepada orang-orang terdekatmu. lihat artikel menarik lainnya di bawah ini.
✦ Tanya AI