SBY Ingatkan: Kekuasaan Bukan Mainan, Hukum Jangan Diabaikan!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5299986/original/067323000_1753857889-IMG_7093.jpeg)
Beritajitu.net Semoga kamu tetap berbahagia ya, Di Sesi Ini saya akan membahas perkembangan terbaru tentang News, Indonesia. Ringkasan Informasi Seputar News, Indonesia SBY Ingatkan Kekuasaan Bukan Mainan Hukum Jangan Diabaikan Simak baik-baik hingga kalimat penutup.
Table of Contents
Dalam pidato kebangsaannya yang bertajuk The World Disorder and The Future of Our Civilization pada tanggal 30 Juli 2025 di Jakarta Selatan, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyoroti kerentanan negara-negara kuat terhadap kejatuhan akibat pemimpin yang menempatkan diri di atas hukum dan sistem yang adil.
SBY menekankan bahwa sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa negara-negara adidaya pun dapat runtuh ketika para pemimpinnya mengabaikan prinsip-prinsip hukum dan konstitusi. Ia mengutip ungkapan L'état c'est moi (negara adalah saya) sebagai contoh arogansi kekuasaan yang dapat menghancurkan sebuah negara.
SBY juga menyinggung diskusinya dengan Francis Fukuyama di Stanford University mengenai ketidakpastian global. Fukuyama menyadari bahwa demokrasi dapat mengalami kemunduran jika gagal mengatasi populisme, ketimpangan, dan hilangnya kepercayaan publik.
Selain itu, SBY menyoroti tantangan-tantangan modern seperti perkembangan teknologi pesat, disinformasi digital, krisis iklim, dan ancaman senjata biologis. Ia mengingatkan para pemimpin dunia untuk tidak bermain-main dengan kekuasaan dan belajar dari sejarah, seperti kisah penguasa Perancis sebelum Revolusi Perancis 1789.
SBY mengutip Lord Acton yang mengatakan bahwa kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan absolut cenderung korup secara absolut. Ia menekankan bahwa daya tahan sebuah peradaban tidak hanya ditentukan oleh kejayaan atau kekuatan militer, tetapi juga oleh kematangan mental, ketangguhan sosial, dan kemampuan beradaptasi secara cerdas dan bermoral.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Wakil Presiden RI ke-11 Boediono, Mantan Menko Polhukam Mahfud MD, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, dan tokoh-tokoh lainnya.
SBY menyimpulkan bahwa sejarah dan pemikiran para tokoh memberikan pelajaran penting bahwa yang bertahan bukanlah yang paling kuat secara fisik, tetapi yang paling mampu mengelola perubahan.
Demikianlah sby ingatkan kekuasaan bukan mainan hukum jangan diabaikan telah saya bahas secara tuntas dalam news, indonesia Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam selalu belajar dari pengalaman dan perhatikan kesehatan reproduksi. Bagikan kepada sahabat agar mereka juga tahu. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI