Solstis vs Ekuinoks: Dua Fenomena Langit yang Berbeda.

Beritajitu.net Halo bagaimana kabar kalian semua? Disini saya mau menjelaskan manfaat dari Technology, News, Indonesia, Dunia yang banyak dicari. Ringkasan Informasi Seputar Technology, News, Indonesia, Dunia Solstis vs Ekuinoks Dua Fenomena Langit yang Berbeda Dapatkan wawasan full dengan membaca hingga akhir.

Pada tanggal 21 Juni 2025, penduduk di Belahan Bumi Utara akan menyambut hari terpanjang dalam setahun, menandai dimulainya musim panas. Fenomena ini dikenal sebagai solstis musim panas, terjadi ketika kutub utara Bumi mencapai kemiringan maksimalnya menghadap matahari.

NASA menjelaskan bahwa solstis musim panas ditandai dengan siang hari terpanjang dan malam terpendek di Belahan Bumi Utara, sementara solstis musim dingin membawa siang hari terpendek dan malam terpanjang. Menariknya, banyak bangunan kuno, seperti Stonehenge dan Chichén Itzá, dibangun selaras dengan solstis, menunjukkan signifikansi budaya dan astronomi peristiwa ini.

Secara astronomis, Bumi membutuhkan sekitar 365,242199 hari untuk mengorbit matahari, sedikit lebih lama dari kalender 365 hari (atau 366 hari pada tahun kabisat). Titik balik matahari musim panas dan musim dingin terjadi saat kemiringan Bumi terhadap matahari mencapai puncaknya. NASA menekankan bahwa solstis Juni adalah momen penting dalam orbit Bumi, sebuah penanda astronomi yang telah diamati selama ribuan tahun.

Solstis, yang berasal dari kata Latin sol (matahari) dan sistere (berhenti), menggambarkan sudut Bumi terhadap sinar matahari. Fenomena ini terjadi dua kali setahun, dengan solstis musim dingin di Belahan Bumi Utara terjadi pada bulan Desember ketika kutub selatan Bumi miring ke arah matahari pada sudut terluarnya.

Tanggal pasti solstis musim panas bervariasi antara 20 Juni dan 22 Juni, tergantung pada zona waktu. Di banyak wilayah Belahan Bumi Utara, matahari terbit lebih awal sebelum hari solstis resmi dan terbenam lebih lambat beberapa hari setelahnya. Selama solstis musim panas, kemiringan Bumi membawa titik paling utara lebih dekat ke matahari, menciptakan hari terpanjang dalam setahun bagi penduduk di Belahan Bumi Utara.

Perbedaan utama antara solstis dan ekuinoks adalah bahwa solstis menandai titik ekstrem kemiringan Bumi terhadap matahari, sementara ekuinoks terjadi ketika matahari berada tepat di atas khatulistiwa, menghasilkan siang dan malam yang hampir sama panjang di seluruh dunia.

Diperkirakan ribuan orang akan berkumpul di berbagai lokasi di Belahan Bumi Utara untuk merayakan solstis musim panas dengan berbagai ritual, mulai dari Stonehenge di Inggris hingga festival pertengahan musim panas di negara-negara Skandinavia seperti Swedia, Denmark, Norwegia, dan Finlandia.

Daerah di sekitar khatulistiwa akan mengalami sekitar 12 jam sinar matahari terus-menerus, sementara daerah di bagian tengah utara akan menikmati sekitar 15 jam. Fenomena solstis juga akan terjadi di daerah sekitar khatulistiwa, termasuk Indonesia.

Menurut Old Farmer’s Almanac, titik balik matahari hanya berlangsung sesaat, namun dampaknya dirasakan dalam perubahan musim dan panjang hari.