Sri Mulyani dan Menkeu China: Bahas Agenda Ekonomi Penting?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5209061/original/087732000_1746424515-Screenshot_2025-05-05_125412.jpg)
Beritajitu.net Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Pada Edisi Ini aku mau berbagi tips mengenai Business, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Ini Mengeksplorasi Business, News, Indonesia, Dunia Sri Mulyani dan Menkeu China Bahas Agenda Ekonomi Penting Yok ikuti terus sampai akhir untuk informasi lengkapnya.
- 1.1. Tabel: Ringkasan Pertemuan Musim Semi IMF-World Bank 2025
Table of Contents
Pada tanggal 21-25 April 2025, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menghadiri Pertemuan Musim Semi (Spring Meeting) Grup Bank Dunia (World Bank Group) dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund) di Washington, DC, Amerika Serikat (AS). Pertemuan ini menjadi sorotan karena pernyataan Amerika Serikat mengenai ketidakadilan dalam sistem perdagangan internasional.
Menkeu Sri Mulyani menjelaskan dalam konferensi pers APBN KiTa pada Rabu, 30 April 2025, bahwa Amerika Serikat merasa sistem perdagangan internasional telah menciptakan ketidakseimbangan struktural yang merugikan. Pernyataan ini menjadi kejutan karena selama ini negara-negara berkembang yang sering mengkritik sistem global tersebut.
Menurut Sri Mulyani, satu-satunya negara yang memberikan respons terbuka terhadap kebijakan tarif resiprokal AS adalah Tiongkok (RRT), sementara negara-negara lain memilih pendekatan diplomasi dan negosiasi. Isu ketidakseimbangan dalam sistem perdagangan dan ekonomi dunia juga menjadi sorotan utama dalam forum tersebut.
Pada Minggu, 4 Mei 2025, Menkeu Sri Mulyani bertemu dengan Menteri Keuangan RRT H.E Lan Fo’an untuk membahas negosiasi dan kerja sama strategis dalam merespons kebijakan tarif resiprokal AS. Pertemuan ini juga membahas dukungan Indonesia terhadap inisiatif ASEAN+3, di mana Tiongkok berperan sebagai Co-Chair.
Sri Mulyani menekankan bahwa pernyataan dan langkah Amerika Serikat menandai perubahan besar dalam tatanan dunia (global order). Dunia saat ini berada dalam fase guncangan geopolitik dan geoekonomi yang memerlukan kewaspadaan dari semua negara, termasuk Indonesia. Tatanan dunia yang sebelumnya berbasis multilateralisme mulai tergeser ke arah unilateral dan bilateral.
Menkeu juga menyoroti bahwa mekanisme negosiasi kelompok (group negotiation) belum efektif karena belum disepakati secara luas. Oleh karena itu, Indonesia perlu memahami dan mengantisipasi perubahan ini serta mewaspadai untuk menjaga kepentingan nasional dan melindungi rakyat serta dunia usaha.
Dalam konteks ini, Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia sebagai negara besar di ASEAN dan G20 harus waspada dan melakukan repositioning untuk menghadapi guncangan besar dalam tatanan global. Pertemuan lanjutan akan diadakan di Milan untuk membahas lebih lanjut isu-isu ini, sekaligus memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara RRT dan Indonesia.
Tabel: Ringkasan Pertemuan Musim Semi IMF-World Bank 2025
Isu Utama | Respons |
---|---|
Ketidakadilan Sistem Global (klaim AS) | Tiongkok melakukan balasan tarif, negara lain negosiasi |
Ketidakseimbangan Perdagangan | Pembahasan lanjutan di Milan |
Perubahan Tatanan Dunia | Indonesia perlu waspada dan repositioning |
Sekian pembahasan mendalam mengenai sri mulyani dan menkeu china bahas agenda ekonomi penting yang saya sajikan melalui business, news, indonesia, dunia Terima kasih atas perhatian Anda selama membaca kembangkan potensi diri dan jaga kesehatan mental. Sebarkan kebaikan dengan membagikan kepada yang membutuhkan. Sampai bertemu lagi
✦ Tanya AI