Tarif Trump Hantam Kampung Shein, Pakaian Murah China Merana.

Beritajitu.net Bismillahirrahmanirrahim salam sejahtera untuk kalian semua. Pada Hari Ini aku mau membahas informasi terbaru tentang Lifestyle, News, Indonesia, Trends. Laporan Artikel Seputar Lifestyle, News, Indonesia, Trends Tarif Trump Hantam Kampung Shein Pakaian Murah China Merana Dapatkan wawasan full dengan membaca hingga akhir.

Pada 22 April 2025, seorang eksekutif manufaktur di China memperingatkan bahwa perang tarif yang sedang berlangsung akan meningkatkan persaingan harga dalam ekspor ke Asia, menandakan tantangan yang signifikan bagi perdagangan global. Situasi ini sangat terasa di kota manufaktur Dongguan, tempat pabrik-pabrik yang memasok produk kulit dan tas ke perusahaan-perusahaan AS telah mengalami penurunan bisnis bahkan sebelum tarif terbaru diberlakukan.

China telah memperingatkan akan membalas negara-negara yang berkolaborasi dengan Amerika Serikat dalam perang dagang ini. Sebelum tarif tinggi diberlakukan oleh pemerintahan Trump, pakaian-pakaian buatan China membanjiri pasar Amerika dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk dari peritel AS.

Liu Xiaodong, seorang pemilik pabrik, mengindikasikan rencana untuk meningkatkan bisnis di Asia, menyoroti opsi pengiriman yang lebih cepat dan terjangkau ke pasar terdekat seperti Jepang dan Singapura. Kebijakan tarif Trump telah memukul industri garmen di Kampung Shein, Guangzhou, dengan banyak pabrik yang memproduksi pakaian murah untuk pasar AS kini terbengkalai.

Kampung Shein, pusat manufaktur di selatan China, kini sepi karena kesulitan menjual pakaian murah ke Amerika Serikat tanpa bea masuk. Bahkan, sebelumnya produk mereka dapat langsung diterima oleh konsumen AS melalui pengiriman internasional tanpa pajak untuk produk senilai USD800 atau kurang.

Menanggapi perang dagang, Shein mendorong pemasoknya untuk memindahkan operasi ke Vietnam sebagai strategi untuk mengurangi dampak kebijakan Trump. Meskipun ekspor China ke AS melonjak lebih dari sembilan persen pada Maret 2025, para pelaku industri memprediksi penurunan signifikan akan terjadi mulai bulan ini, ketika tarif 145 persen untuk impor China sepenuhnya berlaku.

Tren deflasi di China dapat menyebar ke pasar lain ketika produsen China mencari pelanggan baru di luar AS, meningkatkan persaingan dan berpotensi memicu penurunan harga secara luas. Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan akan menjadi topik utama dalam pembahasan antara kedua pemimpin negara.

Pekerja melaporkan bahwa pakaian-pakaian jadi menumpuk di pabrik karena belum terjual. Penghapusan kebijakan de minimis oleh Trump, yang mulai berlaku pada 2 Mei 2025, membuat semua pengiriman, berapa pun ukurannya, kini dikenakan pajak impor. Pabrik-pabrik telah tutup di mana-mana hanya dalam dua bulan, kata Li Lianghua, seorang pemilik usaha dari Provinsi Hunan.

Li sendiri telah berhenti menerima pesanan dari Shein, mengalihkan strategi penjualannya ke pemasaran langsung di platform media sosial, dengan sebagian besar mengalihkan target pasarnya ke Asia. Puluhan pabrik garmen dilaporkan berhenti beroperasi dalam beberapa minggu terakhir. Pesanan dari Shein telah menurun tahun ini, dan penjualan kami turun drastis, kata seorang pekerja di salah satu pabrik.

Kebijakan ini memungkinkan pengecer online, seperti Shein dan Temu, bersaing dengan harga yang lebih kompetitif di pasar Amerika, yang merupakan faktor penting dalam model bisnis mereka. Namun, pemasok yang lebih kecil tanpa kapasitas keuangan untuk pindah terpaksa menutup usaha sepenuhnya.

Meskipun mengalami kemunduran, bisnis Liu tetap berjalan, menghasilkan sekitar USD3,4 juta dalam penjualan tahunan, sebagian besar dari pasar Asia. Satu pabrik di Dongguan kehilangan kontrak senilai USD150.000 per tahun dari empat klien besar Amerika pada akhir 2024. Kami tidak memiliki prospek untuk mendapatkan kontrak AS baru, jadi kami harus menyerah, kata Liu Xiaodong.

Pertumbuhan ekonomi China tetap stagnan pada 5,4 persen pada kuartal pertama tahun ini. China juga memperingatkan tentang risiko bagi suatu negara begitu perdagangan internasional kembali ke 'hukum rimba'. Pernyataan itu juga menegaskan posisi China sebagai pihak yang bersedia bekerja sama dengan semua pihak dan mempertahankan keadilan internasional.

Seperti diketahui, Trump bulan ini menghentikan kenaikan tarif besar-besaran terhadap negara-negara mitra dagangnya selama 90 hari, sementara menaikkan bea masuk lebih jauh atas barang-barang dari China hingga 145 persen. Pada awal April 2025, China membalas tarif AS dengan mengenakan pungutan sebesar 125 persen atas impor barang-barang Amerika.

Beijing juga telah membatasi ekspor mineral penting dan memasukkan beberapa perusahaan AS, yang sebagian besar lebih kecil, ke dalam daftar hitam yang membatasi mereka untuk bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan China. Sejauh ini, analis memperkirakan AS dan China tidak akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat, meskipun Trump memperkirakan kesepakatan dapat dicapai dalam 3--4 minggu ke depan.