Trump dan Pajak Impor: Strategi Tersembunyi di Baliknya?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5102079/original/055239900_1737429233-donald_trump_perintah_eksekutif2.jpg)
Beritajitu.net Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Dalam Opini Ini aku mau menjelaskan kelebihan dan kekurangan Economy, News, Indonesia, Dunia. Artikel Dengan Fokus Pada Economy, News, Indonesia, Dunia Trump dan Pajak Impor Strategi Tersembunyi di Baliknya Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.
- 1.1. Jakarta, Indonesia –
Table of Contents
Jakarta, Indonesia – Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh mantan Presiden AS Donald Trump, yang dikutip dari CNN Business pada tanggal 6 April 2025, ternyata didasarkan pada alasan yang cukup sederhana: defisit perdagangan. Alih-alih berfokus pada analisis tarif aktual atau hambatan perdagangan yang nyata, Trump menjadikan defisit perdagangan sebagai tolok ukur utama.
Menurut para ekonom, neraca perdagangan lebih mencerminkan pola konsumsi dan tabungan domestik suatu negara, bukan semata-mata kebijakan perdagangan negara lain. Defisit perdagangan, menurut mereka, bukanlah masalah struktural yang secara otomatis merugikan.
Namun, Trump berulang kali menyebut defisit perdagangan sebagai krisis nasional yang mengancam lapangan kerja dan industri dalam negeri. Akibatnya, sebagian besar dari 15 negara dengan defisit perdagangan terbesar terhadap AS merasakan dampak dari tarif tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahannya.
Joe Brusuelas, kepala ekonom di RSM, berpendapat bahwa masalah utama yang sebenarnya dihadapi adalah hambatan non-tarif, seperti subsidi industri, regulasi kebersihan, dan sistem birokrasi yang tidak transparan. Negara-negara seperti Tiongkok, Vietnam, India, dan negara-negara Uni Eropa, termasuk Indonesia, termasuk di antara negara-negara yang terkena dampak kebijakan ini.
“Ini hanyalah upaya ad hoc untuk menghukum negara-negara yang memiliki neraca perdagangan besar terhadap AS,” kata Brusuelas.
Kebijakan tarif impor tinggi ala Trump, yang dibungkus dengan jargon resiprokal dan perlindungan industri dalam negeri, ternyata memiliki alasan yang lebih sederhana dari yang diperkirakan. Negara yang mengekspor lebih banyak ke AS daripada mengimpor dari AS dianggap sebagai masalah.
Cara Trump menafsirkan data ekonomi dan menggunakannya sebagai dasar kebijakan menimbulkan risiko perang dagang global. Indonesia, meskipun tarif MFN-nya tidak tinggi, tetap menjadi target karena dianggap berkontribusi pada ketimpangan neraca dagang versi Trump.
Profesor John Dove dari Troy University memberikan analogi sederhana: “Jika saya berbelanja di toko dan membayar dengan uang tunai, saya mengalami defisit dengan toko itu.”
Meskipun Trump berpendapat bahwa tarif dapat digunakan untuk mengoreksi defisit dan meningkatkan pendapatan negara, para ekonom menilai bahwa pendekatan ini tidak menyasar akar masalah secara langsung.
Kekhawatiran terbesar dari kebijakan ini adalah potensi pembalasan dari negara-negara mitra dagang. Profesor Dove memperingatkan bahwa jika negara-negara lain bersatu melawan kebijakan proteksionis AS, “Kita bisa berada dalam situasi di mana 25% ekonomi dunia berhadapan dengan 75% sisanya, dan saya tahu siapa yang lebih mungkin menang.”
Sebagai informasi tambahan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena nilai ekspor lebih besar dari nilai impor.
Terima kasih telah mengikuti pembahasan trump dan pajak impor strategi tersembunyi di baliknya dalam economy, news, indonesia, dunia ini sampai akhir Jangan lupa untuk terus belajar dan mengembangkan diri selalu berinovasi dalam bisnis dan jaga kesehatan pencernaan. Bagikan juga kepada sahabat-sahabatmu. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI