Trump Gebrak Tarif Impor: Kanada Kena, Lainnya Siap-siap!

Beritajitu.net Hai semoga hatimu selalu tenang. Pada Hari Ini aku mau menjelaskan apa itu Economy, News, Indonesia, Dunia secara mendalam. Tulisan Yang Mengangkat Economy, News, Indonesia, Dunia Trump Gebrak Tarif Impor Kanada Kena Lainnya Siapsiap Temukan info penting dengan membaca sampai akhir.

1.1. Rincian Tarif Baru (Per 1 Agustus 2025):

Pada tanggal 31 Juli 2025, pemerintahan Trump secara resmi mengumumkan serangkaian tarif baru yang luas melalui perintah eksekutif, menandai perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan AS. Langkah ini didasarkan pada Undang-Undang Kekuasaan Darurat Ekonomi Internasional tahun 1977, yang memberikan presiden wewenang untuk mengatur perdagangan internasional setelah menyatakan keadaan darurat nasional.

Tarif baru ini, yang berkisar antara 10% hingga 40%, akan memengaruhi sebagian besar mitra dagang internasional AS. Kanada, misalnya, akan mengalami kenaikan tarif menjadi 35% dari sebelumnya 25%. Negara-negara seperti Afrika Selatan dan Swiss juga akan dikenakan tarif di atas 30%. India, yang sebelumnya berharap mencapai kesepakatan dagang, diperkirakan akan dikenakan tarif sebesar 25%.

Puluhan mitra dagang yang lebih kecil juga akan mengalami kenaikan tarif dari 10% menjadi 15%. Namun, beberapa negara yang saat ini mencatat surplus perdagangan dengan AS dikecualikan dari kenaikan tarif ini. Presiden Trump menyatakan bahwa tarif dengan Meksiko tetap dipertahankan di 25% setelah pembicaraan telepon yang sukses.

Pemerintah AS juga mengancam tarif tambahan sebesar 40% untuk barang-barang yang dianggap sebagai hasil transshipping, yaitu praktik pengalihan barang melalui negara ketiga untuk menghindari bea masuk. Definisi rinci mengenai pelanggaran ini masih belum dijelaskan lebih lanjut.

Pemberlakuan tarif baru ini muncul di tengah perdebatan mengenai kewenangan Presiden Trump untuk mengambil tindakan tersebut. Para importir usaha kecil dan Departemen Kehakiman AS sedang berdiskusi mengenai legalitas tindakan ini.

Sebagian besar tarif baru ini mengalami penundaan pemberlakuan selama 7 hari ke depan, menggantikan rencana awal yang menetapkan tenggat pada 1 Agustus tengah malam. Namun, setelah tarif baru mulai diberlakukan, dampaknya diperkirakan akan meluas secara signifikan.

Negara-negara Asia Tenggara juga termasuk dalam daftar, dengan tarif antara 19% hingga 20% yang akan segera diberlakukan. Perintah eksekutif tersebut juga menyoroti masalah transshipping sebagai perhatian utama.

Rincian Tarif Baru (Per 1 Agustus 2025):