Zarof Ricar Bikin Penyidik Jampidsus Lemas: Uang Rp920 Miliar!

Beritajitu.net Dengan izin Allah semoga kita selalu diberkati. Di Artikel Ini saya akan membahas manfaat News, Indonesia yang tidak boleh dilewatkan. Artikel Yang Fokus Pada News, Indonesia Zarof Ricar Bikin Penyidik Jampidsus Lemas Uang Rp920 Miliar Pelajari detailnya dengan membaca hingga akhir.

Kasus dugaan suap dan gratifikasi yang melibatkan mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar, terus menjadi sorotan publik. Dalam persidangan yang berlangsung di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat pada Senin, 10 Februari 2025, terungkap fakta yang mencengangkan.

Jaksa penuntut umum mengungkapkan bahwa Zarof Ricar diduga menerima gratifikasi berupa uang tunai dalam mata uang rupiah dan asing, yang setelah dikonversi mencapai total Rp915 miliar. Selain itu, ia juga menerima emas logam mulia seberat 51 kilogram. Gratifikasi ini diduga berasal dari pihak-pihak yang memiliki perkara di lingkungan pengadilan, mulai dari tingkat pertama hingga peninjauan kembali.

Pengakuan Zarof Ricar dalam persidangan Mei 2025 semakin memperkuat dugaan keterlibatannya dalam praktik makelar kasus. Ia mengakui telah menerima uang dengan jumlah fantastis, mencapai ratusan miliar rupiah, dari hasil pengurusan berbagai perkara. Kasus ini bermula dari penangkapan Zarof Ricar pada Oktober 2024 atas dugaan penerimaan suap dan gratifikasi dalam jumlah besar, yang merupakan pengembangan dari kasus yang menjerat Gregorius Ronald Gannur.

Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Kejagung, Abdul Qohar, menyatakan bahwa penetapan tersangka dilakukan setelah penangkapan Zarof Ricar di Bali pada Kamis, 24 Oktober 2024. Kejaksaan Agung juga menjerat Zarof Ricar dengan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) karena kesulitan membuktikan asal-usul kekayaannya.

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah, bahkan mengungkapkan bahwa anak buahnya terkejut saat menggeledah rumah Zarof Ricar. Kami juga kaget, anak buah kami mau pingsan menemukan uang sebanyak itu tergeletak di lantai saat itu, kata Febrie saat rapat dengan Komisi III DPR pada Selasa, 20 Mei 2025.

Menurut jaksa, gratifikasi yang diterima Zarof Ricar terjadi sejak 2012 hingga Februari 2022, atau selama sekitar 10 tahun. Dalam periode tersebut, Zarof Ricar menjabat sebagai Direktur Pranata dan Tata Laksana Perkara Pidana Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum MA atau eselon II.a pada 30 Agustus 2006 sampai dengan 1 September 2014. Jabatan ini memudahkannya untuk bertemu dan mengenal berbagai pejabat hakim agung di lingkungan Mahkamah Agung.

Sebagai Widyaiswara yang mengajar di lingkungan hakim, Zarof Ricar semakin memiliki akses untuk bertemu dan mengenal kalangan hakim di berbagai tingkatan pengadilan. Hal ini diduga memudahkannya dalam menerima pemberian yang berhubungan dengan penanganan perkara dari para pihak yang berkepentingan.

Kasus ini menyeret sejumlah nama lain, termasuk pengacara Lisa Rachmat dan tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya. Persidangan terkait kasus suap dan gratifikasi vonis bebas Gregorius Ronald Tannur terus berlanjut, dengan Zarof Ricar didakwa menerima uang Rp915 miliar dan emas seberat 51 kilogram dari hasil menjadi makelar kasus selama 10 tahun menjabat di MA.