Afrika Terjebak Krisis Dana, Sri Mulyani Tawarkan Solusi Indonesia

Beritajitu.net Hai semoga selalu dalam keadaan sehat. Pada Blog Ini mari kita kupas tuntas fakta-fakta tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Panduan Artikel Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Afrika Terjebak Krisis Dana Sri Mulyani Tawarkan Solusi Indonesia Dapatkan gambaran lengkap dengan membaca sampai habis.

1.1. Jakarta, [Tanggal Hari Ini]

Jakarta, [Tanggal Hari Ini] - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti tantangan pendanaan pembangunan yang dihadapi negara-negara di benua Afrika. Hal ini disampaikan saat menghadiri forum internasional yang membahas hambatan pembangunan dan keberlanjutan pembiayaan di Afrika.

Salah satu isu utama yang diangkat adalah berkurangnya ketersediaan dana konsesi, yang selama ini menjadi andalan pembiayaan pembangunan di Afrika. Menkeu Sri Mulyani menekankan pentingnya peran serta modal swasta dalam pembangunan publik, mencontohkan platform seperti SDG Indonesia One dan Infrastructure Guarantee Fund sebagai solusi potensial.

“Partisipasi modal swasta dapat didorong untuk pembangunan publik,” ujar Sri Mulyani, menekankan perlunya pengelolaan pembiayaan dan utang yang hati-hati, berkelanjutan, dan transparan.

Selain itu, Menkeu juga menyoroti kesenjangan pembiayaan iklim yang semakin melebar. Untuk mengatasi hal ini, Indonesia berkomitmen untuk terus berperan aktif melalui program-program seperti Dana Pooling Bencana dan asuransi pertanian. Partisipasi modal swasta juga didorong melalui inisiatif seperti IDXCarbon.

Dalam konteks Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026, pemerintah menargetkan defisit dalam kisaran 2,48 persen hingga 2,53 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). DPR RI menyambut baik langkah penurunan defisit ini, dengan catatan bahwa pemerintah tetap harus memastikan dukungan fiskal bagi program-program prioritas, seperti program makan bergizi gratis, penguatan koperasi dan UMKM, serta ketahanan pangan dan energi.

Menkeu Sri Mulyani menegaskan komitmennya untuk menjaga defisit APBN 2026 agar tetap berada dalam batas atas yang telah ditentukan, yaitu 2,53 persen dari PDB. Kebijakan ini dianggap sebagai langkah positif dalam memperkuat disiplin fiskal negara.

Wakil Ketua Panja Defisit Komisi XI DPR RI, Hanif Dhakiri, menyatakan bahwa RAPBN 2026 mencerminkan kebijakan fiskal yang ekspansif, namun tetap menjaga kredibilitas dan keberlanjutan anggaran.

Menghadapi tantangan global, Sri Mulyani mendorong empat solusi penting, yang didapatnya saat mengikuti Pertemuan Para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG) di Afrika Selatan. Ia juga menekankan pentingnya solidaritas global berupa kerja sama ekonomi antara negara berkembang dengan kawasan Afrika.

Menkeu Sri Mulyani mengutip pernyataan Nelson Mandela, bahwa kemajuan hanya mungkin terjadi ketika ada kerjasama tanpa memandang perbedaan demi kebaikan bersama.

DPR juga menyepakati target pendapatan negara dalam RAPBN 2026 sebesar 11,71 persen hingga 12,31 persen dari PDB. Pemerintah didorong untuk mengelola fiskal secara akuntabel dan berbasis manajemen risiko yang prudent.