Harga Emas Pegadaian 12 April 2025: Antam Cetak Rekor!

Beritajitu.net Assalamualaikum semoga kita selalu berbuat baik. Di Sini aku mau menjelaskan apa itu Economy, News, Indonesia, Dunia secara mendalam. Insight Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Harga Emas Pegadaian 12 April 2025 Antam Cetak Rekor Mari kita bahas tuntas artikel ini hingga bagian penutup.

Pada hari Sabtu, 12 April 2025, harga emas Antam mencetak rekor tertinggi baru. Kenaikan signifikan ini juga terlihat pada produk logam mulia lainnya seperti UBS dan Galeri24, berdasarkan data dari Pegadaian.

Harga emas Antam melonjak sebesar Rp 46.000, mencapai Rp 1.942.000 per gram, dari harga sebelumnya Rp 1.896.000. Kenaikan ini dipicu oleh melemahnya dolar AS dan kekhawatiran resesi akibat perang dagang AS-China, yang mendorong investor untuk berinvestasi pada emas.

Harga emas spot global juga mengalami kenaikan, mencapai hampir 2% menjadi USD 3.232,89 per ounce, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi USD 3.245,28. Melemahnya dolar AS dan aksi jual obligasi pemerintah AS disebabkan oleh berkurangnya kepercayaan terhadap AS sebagai mitra dagang yang dapat diandalkan.

China meningkatkan tarif impor AS menjadi 125% pada hari Jumat, memperburuk ketegangan antara dua ekonomi terbesar di dunia. Pelemahan dolar AS membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih terjangkau bagi pembeli internasional.

Faktor-faktor lain yang mendorong kenaikan harga emas termasuk pembelian oleh bank sentral, harapan penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed), ketidakstabilan geopolitik, dan peningkatan investasi ke ETF. Pasar memprediksi The Fed akan melanjutkan pemangkasan suku bunga pada bulan Juni, dengan penurunan 90 basis poin pada akhir tahun 2025.

Menurut Tai Wong, seorang Independent Metals Trader, koreksi kecil pada harga emas mungkin terjadi, tetapi trennya tetap naik. Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) memberikan The Fed lebih banyak ruang untuk memangkas suku bunga, yang akan terus menekan dolar AS.

Emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil, berfungsi sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi, dan cenderung berkembang pesat dalam lingkungan suku bunga rendah.

Namun, analis UBS mencatat bahwa beberapa faktor dapat membatasi kenaikan harga emas, termasuk meredanya ketegangan geopolitik, kembalinya hubungan perdagangan yang lebih kooperatif, atau peningkatan signifikan dalam kondisi makro dan fiskal AS.