Mineral Kritis: Nasib Kesepakatan Indonesia-AS di Tengah Perang Dagang?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4989159/original/049340500_1730624638-IMG-20241103-WA0000.jpg)
Beritajitu.net Semoga kamu tetap berbahagia ya, Dalam Opini Ini aku ingin berbagi informasi menarik mengenai Business, News, Indonesia, Dunia. Artikel Mengenai Business, News, Indonesia, Dunia Mineral Kritis Nasib Kesepakatan IndonesiaAS di Tengah Perang Dagang Tetap ikuti artikel ini sampai bagian terakhir.
Table of Contents
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, memberikan pandangannya terkait kesepakatan mineral kritis dengan Amerika Serikat di tengah dinamika perang dagang global. Dalam konferensi pers di Opening Ceremony Global Hydrogen Ecosystem Summit & Exhibition 2025, Jakarta, Selasa (15/4/2025), Bahlil menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk mengidentifikasi keunggulan komparatifnya guna menghadapi situasi tersebut.
Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah terus berupaya memperkuat ekonomi domestik, terutama melalui program hilirisasi. Langkah-langkah komprehensif akan segera diambil untuk menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi dan industrialisasi. Ia juga menegaskan bahwa Indonesia menganut prinsip ekonomi bebas aktif, sehingga terbuka terhadap kerja sama dengan berbagai negara, termasuk Amerika, China, Arab, dan Korea, selama saling menguntungkan.
Sebelumnya, pada Rabu (9/4/2025) di Kantor Kementerian ESDM, Bahlil menyatakan bahwa perang dagang adalah dinamika yang wajar dalam ekonomi global. Ia menekankan bahwa hal ini tidak perlu dianggap sebagai sesuatu yang luar biasa. Menurutnya, keunggulan komparatif Indonesia terletak pada bahan baku, sehingga hilirisasi menjadi solusi penting.
Pada Kamis (13/3/2025), saat kunjungan ke Cilegon, Banten, Bahlil menyampaikan bahwa di balik setiap masalah atau kekurangan, selalu ada peluang. Ia juga menyoroti pentingnya memperhatikan ekonomi domestik sesuai arahan Presiden.
Lebih lanjut, Bahlil dijadwalkan untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri ESDM Arab Saudi pada minggu ketiga bulan April 2025. Pertemuan ini bertujuan untuk mempererat kerja sama antara kedua negara dalam sektor energi dan sumber daya mineral, khususnya mineral kritis. Salah satu fokus utama pembahasan adalah kerja sama dalam pengelolaan dan pemanfaatan mineral kritis, yang merupakan komoditas penting dalam pengembangan teknologi tinggi dan transisi energi bersih. Bahlil memberikan bocoran bahwa salah satu topik yang akan dibahas adalah tambang-tambang yang mengandung mineral kritis.
Bahlil juga memberikan contoh konkret dalam sektor energi, yaitu dengan mengoptimalkan lifting minyak dan gas bumi (migas). Ia menekankan bahwa Indonesia akan tetap konsisten pada prinsip politik luar negeri bebas aktif, dan terbuka terhadap semua peluang kerja sama selama saling menguntungkan. Mereka senang, kita senang, pungkasnya.
Terima kasih telah membaca tuntas pembahasan mineral kritis nasib kesepakatan indonesiaas di tengah perang dagang dalam business, news, indonesia, dunia ini Silakan manfaatkan pengetahuan ini sebaik-baiknya kembangkan jaringan positif dan utamakan kesehatan komunitas. Ayo sebar kebaikan dengan membagikan ini kepada orang lain. Sampai jumpa di artikel selanjutnya
✦ Tanya AI