Modal Asing Kabur: Indonesia Kehilangan Puluhan Triliun Rupiah?

Beritajitu.net Semoga kamu tetap berbahagia ya, Detik Ini mari kita diskusikan Business, News, Indonesia, Dunia yang sedang hangat. Pandangan Seputar Business, News, Indonesia, Dunia Modal Asing Kabur Indonesia Kehilangan Puluhan Triliun Rupiah Pastikan Anda menyimak hingga bagian penutup.

Pada tanggal 10 April 2025, nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan terhadap dolar AS. Penguatan ini dipicu oleh meredanya kekhawatiran akan resesi di Amerika Serikat, sebagian besar disebabkan oleh pengumuman Presiden Donald Trump mengenai penangguhan kebijakan tarif selama 90 hari untuk 75 negara.

Menurut data Bank Indonesia (BI), dari tanggal 8 hingga 10 April 2025, nonresiden tercatat melakukan jual neto sebesar Rp24,04 triliun. Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2025 hingga 10 April, tercatat beli neto sebesar Rp7,11 triliun di SRBI dan Rp13,05 triliun di pasar SBN, namun jual neto sebesar Rp32,48 triliun di saham.

Rupiah menguat 50 poin atau 0,29 persen menjadi Rp16.823 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.873 per dolar AS. Kurs JISDOR BI juga menguat ke level Rp16.779 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.943 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan komitmen BI untuk menjaga keseimbangan antara supply dan demand di tengah pelemahan nilai tukar rupiah.

Ekonom dari ISEAI, Ronny P Sasmita, menjelaskan bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diumumkan oleh Presiden Trump dapat berdampak pada Indonesia, mempercepat proses deindustrialisasi dini.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuabi, dari Laba Forexindo Berjangka, menilai penguatan rupiah dipengaruhi oleh ekspektasi meredanya resesi AS. Namun, ia juga mengingatkan bahwa prospek ekonomi jangka pendek masih belum pasti, dengan kekhawatiran para pembuat kebijakan Federal Reserve atas inflasi yang lebih tinggi dan pertumbuhan yang lebih lambat.

Kebijakan Trump diprediksi dapat memperkuat nilai dolar AS. Dalam situasi ketidakpastian ekonomi, investor cenderung beralih ke aset berdenominasi dolar.

Ronny menambahkan bahwa pelemahan rupiah dapat meningkatkan biaya impor bahan baku, yang pada gilirannya dapat meningkatkan biaya produksi dalam negeri dan harga produk manufaktur. Hal ini dapat menekan daya beli masyarakat dan berpotensi menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor industri manufaktur.

Premi CDS Indonesia 5 tahun per 10 April 2025 tercatat 113,35 bps, naik dibandingkan dengan 4 April 2025 sebesar 105,75 bps. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp16.795 per dolar AS.