• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Tarif Impor AS 19%: Pedang Bermata Dua?

img

Beritajitu.net Assalamualaikum semoga harimu penuh berkah. Sekarang aku mau berbagi pengalaman seputar Economy, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Panduan Artikel Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Tarif Impor AS 19 Pedang Bermata Dua lanjutkan membaca untuk wawasan menyeluruh.

Jakarta, Indonesia – 12 Agustus 2025 – Pemberlakuan tarif impor sebesar 19% oleh Amerika Serikat terhadap produk-produk asal Indonesia memicu beragam reaksi di kalangan pelaku bisnis dan analis ekonomi. Dampaknya terhadap perekonomian nasional menjadi sorotan utama.

Menurut Achmad, seorang pengamat ekonomi, jika ekspor ke AS mengalami penurunan signifikan antara 20% hingga 30%, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berpotensi terkoreksi sekitar 0,37 hingga 0,56 poin. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi tahunan melambat ke kisaran 4,3% hingga 4,5%.

Selain itu, impor produk AS yang meningkat tajam dapat memperburuk defisit perdagangan, melemahkan nilai tukar rupiah, dan memberikan tekanan tambahan pada industri dalam negeri yang belum sepenuhnya siap bersaing. Sektor padat karya seperti perikanan (udang), alas kaki, dan tekstil diperkirakan akan paling terpukul.

Namun, ada juga pandangan yang lebih optimis. Pemerintah dan pelaku usaha diyakini telah mengambil langkah cepat untuk mengalihkan ekspor ke pasar alternatif seperti China, Timur Tengah, Kanada, dan Uni Eropa. Diversifikasi pasar ekspor ini diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dari penurunan ekspor ke AS.

Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi, menjelaskan bahwa surplus neraca dagang Indonesia pada September 2021 mencapai US$1,22 miliar, didukung oleh ekspor sebesar US$23,5 miliar dan impor sebesar US$20,59 miliar. Penurunan impor yang lebih besar dibandingkan ekspor menjadi faktor utama surplus ini.

Beberapa faktor lain juga dapat membantu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia. Stimulus fiskal, pelonggaran suku bunga oleh Bank Indonesia, dan proyek-proyek infrastruktur diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan. Konsumsi rumah tangga dan investasi juga diprediksi akan tetap menjadi penopang utama.

Jika penurunan ekspor ke AS dapat dibatasi hanya sekitar 10% atau bahkan stabil, pertumbuhan ekonomi pada Semester II 2025 berpotensi mencapai kisaran 5,1%. Reformasi struktural dan transformasi digital yang didorong oleh Bank Dunia juga diharapkan dapat memberikan kontribusi positif.

Simulasi dari Dewan Ekonomi Nasional bahkan memproyeksikan bahwa kepastian tarif impor sebesar 19% ini dapat menambah 0,5 poin pada pertumbuhan PDB. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya minat investasi asing dan domestik karena tarif yang lebih jelas dan kompetitif dibandingkan negara pesaing.

Secara keseluruhan, dampak tarif impor AS terhadap perekonomian Indonesia masih belum pasti. Namun, dengan langkah-langkah adaptif dan diversifikasi pasar ekspor, Indonesia diharapkan dapat meminimalkan dampak negatif dan tetap menjaga pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap tarif impor as 19 pedang bermata dua dalam economy, news, indonesia, dunia ini hingga selesai Semoga artikel ini menjadi inspirasi bagi Anda tetap bersemangat dan perhatikan kesehatanmu. Mari kita sebar kebaikan dengan berbagi ini. cek artikel lain di bawah ini.

© Copyright 2024 - Berita Jitu Update Berita Terbaru dan Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.