AS Gempur Nuklir Iran: Tragedi Chernobyl Jilid Dua?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5261018/original/018013200_1750653356-20250623-Foto_Kombo-AFP_1.jpg)
Beritajitu.net Selamat membaca semoga mendapatkan ilmu baru. Pada Hari Ini aku mau berbagi tips mengenai Technology, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Panduan Artikel Tentang Technology, News, Indonesia, Dunia AS Gempur Nuklir Iran Tragedi Chernobyl Jilid Dua Baca artikel ini sampai habis untuk pemahaman yang optimal.
- 1.1. Kesimpulan:
Table of Contents
Pada tanggal 22 Juni 2025, serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran, yaitu Isfahan, Natanz, dan Fordow, memicu kekhawatiran global tentang potensi bahaya radiasi. Serangan tersebut, yang dikabarkan menggunakan bom seberat 13 ton, menargetkan fasilitas pengayaan uranium yang terletak hingga 100 meter di bawah tanah.
Meskipun tidak ada reaktor nuklir aktif yang diserang, kekhawatiran muncul karena potensi dampak ekologis jangka panjang. Profesor Timothy Mousseau dari University of South Carolina menyoroti bahaya dari uranium-235 dan plutonium-239, yang memiliki waktu paruh peluruhan yang sangat lama.
Namun, para ahli nuklir berpendapat bahwa dampaknya tidak akan separah bencana di Fukushima atau Chernobyl. Profesor Pete Bryant dari University of Liverpool menjelaskan bahwa fasilitas pengayaan uranium di Iran tidak memiliki reaktor, tidak menyimpan limbah radioaktif tingkat tinggi, dan tidak dirancang untuk menghasilkan listrik.
Uranium yang digunakan memancarkan partikel alfa yang sangat lemah. Lebih lanjut, jika terjadi kebocoran, kontaminasi kemungkinan besar akan terlokalisasi di dalam struktur, terutama di fasilitas bawah tanah seperti Fordow yang dilindungi oleh lapisan batuan tebal.
Meskipun risiko radiasi dianggap relatif kecil, bahaya kimia tetap menjadi perhatian. Ketika uranium dalam bentuk gas uranium heksafluorida (UF6) terpapar udara dan kelembaban, dapat membentuk senyawa beracun seperti Uranyl Fluoride dan Hydrofluoric Acid.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Mariano Grossi, telah mengkonfirmasi bahwa otoritas Iran melaporkan tidak ada peningkatan radiasi pasca serangan. Namun, dampak lingkungan akibat ledakan tetap menjadi perhatian.
Kesimpulan: Serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran menimbulkan kekhawatiran tentang radiasi dan dampak lingkungan. Meskipun risiko radiasi dianggap relatif kecil, bahaya kimia dan potensi dampak ekologis jangka panjang tetap menjadi perhatian. IAEA telah mengkonfirmasi bahwa tidak ada peningkatan radiasi yang terdeteksi di luar fasilitas tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa informasi ini didasarkan pada laporan berita dan analisis para ahli pada tanggal 24 Juni 2025.
Demikianlah as gempur nuklir iran tragedi chernobyl jilid dua telah saya jelaskan secara rinci dalam technology, news, indonesia, dunia Jangan lupa untuk membagikan pengetahuan ini kepada orang lain tetap optimis menghadapi perubahan dan jaga kebugaran otot. Silakan share ke orang-orang di sekitarmu. Sampai jumpa lagi
✦ Tanya AI