• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Bunga Rendah, Pengusaha Lesu: Kredit Macet Jadi Momok?

img

Beritajitu.net Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh selamat data di blog saya yang penuh informasi. Pada Hari Ini saya akan mengupas informasi menarik tentang Business, News, Indonesia, Dunia. Penjelasan Mendalam Tentang Business, News, Indonesia, Dunia Bunga Rendah Pengusaha Lesu Kredit Macet Jadi Momok Ikuti terus penjelasannya hingga dibagian paragraf terakhir.

Jakarta, 30 Mei 2025 - Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, memberikan analisis mendalam terkait dampak penurunan BI-Rate menjadi 5,75% terhadap sektor perbankan dan investasi. Menurutnya, langkah Bank Indonesia ini mencerminkan antisipasi terhadap potensi pelonggaran moneter global, terutama ekspektasi penurunan suku bunga The Fed di semester kedua 2025, serta stabilnya nilai tukar Rupiah.

Josua Pardede menjelaskan bahwa penurunan BI-Rate berpotensi mengalihkan dana masyarakat ke instrumen investasi yang tidak dijamin, seperti reksa dana pasar uang, Surat Berharga Negara (SBN) ritel, atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Instrumen-instrumen ini menawarkan imbal hasil yang lebih menarik dan tingkat likuiditas yang tinggi.

Meskipun demikian, efektivitas transmisi penurunan suku bunga sangat bergantung pada permintaan kredit dari sektor riil. Jika pelaku usaha masih bersikap wait-and-see akibat ketidakpastian ekonomi global atau pemulihan konsumsi yang belum optimal, maka pertumbuhan kredit berpotensi stagnan, meskipun suku bunga sudah lebih rendah.

Lebih lanjut, Josua Pardede menyoroti bahwa penurunan suku bunga acuan yang diikuti oleh penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) secara simultan berpotensi mempercepat penurunan biaya dana perbankan. Saat ini, SBDK bank umum tercatat sebesar 4,25%, sementara inflasi tahunan Mei 2025 berada di kisaran 2,7% (year-on-year).

Josua Pardede juga mengingatkan bahwa meskipun dana pihak ketiga di perbankan masih didominasi oleh simpanan likuid seperti giro dan tabungan, tren pergeseran dana ke instrumen investasi lain perlu diwaspadai. Hal ini dapat memicu tekanan likuiditas jangka menengah jika tidak diimbangi dengan peningkatan efisiensi bunga dana oleh perbankan.

Untuk mengantisipasi tantangan tersebut, Josua Pardede mendorong perbankan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan bunga dana dan memperkuat daya saing produk simpanan, termasuk melalui peningkatan layanan dan integrasi teknologi digital.

Selain itu, penurunan Tingkat Penjaminan Bank (TPB) oleh LPS yang bersifat backward-looking juga dipengaruhi oleh tren penurunan suku bunga simpanan perbankan selama dua bulan terakhir, serta kondisi likuiditas perbankan yang relatif longgar. Penurunan TPB ini konsisten mengikuti dinamika pasar uang dan kebijakan BI sebelumnya.

Sekian pembahasan mendalam mengenai bunga rendah pengusaha lesu kredit macet jadi momok yang saya sajikan melalui business, news, indonesia, dunia Terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah Anda berikan, kembangkan potensi diri dan jaga kesehatan mental. Mari kita sebar kebaikan dengan membagikan postingan ini., semoga artikel lainnya juga bermanfaat. Sampai jumpa.

© Copyright 2024 - Berita Jitu Update Berita Terbaru dan Terkini
Added Successfully

Type above and press Enter to search.