Ekonomi Terseok: Indonesia di Ujung Jurang Resesi?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5196559/original/036587400_1745413932-20250423-Perkotaan-ANG_6.jpg)
Beritajitu.net Mudah-mudahan selalu ada harapan di setiap hati. Di Situs Ini saya akan mengulas cerita sukses terkait Economy, News, Indonesia, Dunia., Pemahaman Tentang Economy, News, Indonesia, Dunia Ekonomi Terseok Indonesia di Ujung Jurang Resesi Jangan lewatkan bagian apapun keep reading sampai habis.
Table of Contents
Pada tanggal 5 Mei 2025, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2025 mencapai 4,87% secara year-on-year. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa angka ini sejalan dengan pola historis di mana pertumbuhan pada kuartal pertama cenderung lebih rendah dibandingkan kuartal keempat tahun sebelumnya.
Meskipun demikian, ekonom Bhima Yudhistira menyoroti bahwa pertumbuhan quarter-to-quarter (Q-to-Q) mengalami kontraksi sebesar 0,98%, menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir. Bhima, yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif CELIOS, memperingatkan bahwa hal ini berpotensi memicu resesi teknikal pada triwulan berikutnya.
Pertumbuhan sektor industri pengolahan non-migas yang hanya mencapai 4,31% juga menjadi perhatian. Bhima menilai bahwa pemerintah perlu mengevaluasi cara mendorong investasi, yang saat ini cenderung pro terhadap sektor berbasis komoditas padat modal. Ia menekankan pentingnya menggaet investasi yang ramah lingkungan dan padat karya.
Menurut Bhima, indikator Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia yang berada di bawah level ekspansi, yaitu 46,7 pada April 2025, menjadi sinyal tekanan ekonomi yang berkelanjutan. Ia juga menyoroti bahwa potensi ekonomi hijau belum tergarap secara optimal, padahal memiliki potensi besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Amalia menjelaskan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2025 mencapai Rp 5.665,9 triliun. Pertumbuhan positif didukung oleh konsumsi rumah tangga yang stabil dan keyakinan pelaku ekonomi. Namun, sektor pertambangan mengalami kontraksi.
Bhima menyarankan agar pemerintah menghindari skenario resesi teknikal dengan mendorong pertumbuhan yang tahan terhadap gejolak eksternal. Ia menekankan pentingnya ekonomi hijau, seperti transisi energi berbasis komunitas dan industri komponen smart grid dalam negeri, sebagai motor pertumbuhan yang potensial.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi triwulan I-2025 menunjukkan perlambatan dibandingkan periode sebelumnya. Pemerintah perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan iklim investasi, mendorong sektor industri pengolahan, dan mengembangkan potensi ekonomi hijau guna menjaga stabilitas ekonomi dan menghindari resesi.
Berikut adalah rangkuman pertumbuhan ekonomi berdasarkan sektor usaha:
Sektor Usaha | Pertumbuhan (YoY) |
---|---|
Pertanian | Positif |
Industri Pengolahan | Positif |
Konstruksi | Positif |
Pertambangan | Kontraksi |
Investasi langsung (PMTB) juga tercatat relatif rendah, hanya tumbuh 2,12% YoY pada triwulan I 2025.
Demikian ekonomi terseok indonesia di ujung jurang resesi telah saya jabarkan secara menyeluruh dalam economy, news, indonesia, dunia Semoga tulisan ini membantu Anda dalam kehidupan sehari-hari tetap optimis menghadapi tantangan dan jaga imunitas. bagikan kepada teman-temanmu. lihat juga konten lainnya. Sampai berjumpa.
✦ Tanya AI