Harimau Sumatra Jambi: Senja di Kebun Binatang Rimba.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5201588/original/082413400_1745826738-IMG_20250428_141247.jpg)
Beritajitu.net Semoga keberkahan menyertai setiap langkahmu. Hari Ini aku ingin mengupas sisi unik dari Travel, Indonesia, Trens, Dunia. Catatan Singkat Tentang Travel, Indonesia, Trens, Dunia Harimau Sumatra Jambi Senja di Kebun Binatang Rimba Pastikan Anda membaca hingga bagian penutup.
Table of Contents
Kabar duka datang dari Taman Rimba Jambi, seekor Harimau Sumatera betina bernama Si Uni, yang diperkirakan berusia 23 tahun, ditemukan mati pada hari Kamis, 29 Mei 2025. Harimau ini telah lama menjadi bagian dari koleksi kebun binatang milik pemerintah Provinsi Jambi.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Agung Nugroho, menjelaskan bahwa kematian Si Uni disebabkan oleh faktor usia dan berbagai penyakit. Usia 23 tahun tergolong senja bagi Harimau Sumatera, yang umumnya memiliki rentang hidup 10 hingga 15 tahun.
Menyusul kematian Si Uni, tim dokter hewan telah melakukan nekropsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya. Sampel organ, swab, dan darah telah diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebelumnya, tim medis juga telah melakukan tindakan medis seperti pengambilan sampel darah, feses, swab, DNA, pengukuran berat badan, serta pemberian antibiotik dan cairan elektrolit.
Kabar ini menjadi ironi di tengah peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh pada tanggal 22 Mei. Selain kabar duka ini, sebelumnya juga ada berita mengenai harimau yang terkena jerat.
Sebelumnya, tim medis BKSDA Jambi juga disibukkan dengan penanganan harimau jantan berusia lima tahun yang terjerat di Suo-suo Tebo, Jambi. Akibat jerat tersebut, harimau malang itu harus kehilangan tiga ruas jari kaki kiri bagian depan. Kondisi ini tentu mempengaruhi kemampuan harimau untuk bertahan hidup di alam liar.
Zulmanudin, seorang ahli, memperkirakan bahwa pemulihan harimau yang terjerat tersebut akan memakan waktu sekitar enam bulan. Kerusakan jaringan dan tulang memerlukan penanganan khusus dari dokter ahli ortopedi.
Interaksi negatif antara harimau dan manusia seringkali terjadi akibat penyempitan habitat. Alih fungsi hutan memaksa satwa liar mendekati area perkebunan warga, meningkatkan risiko konflik. Kondisi ini berdampak pada populasi Harimau Sumatera di alam liar yang terus menurun. Data BKSDA Jambi tahun 2024 menunjukkan bahwa populasi harimau di provinsi ini hanya tersisa 183 ekor.
Meskipun cacat fisik dapat menjadi tantangan, beberapa kasus menunjukkan bahwa harimau cacat masih mampu bertahan hidup di alam liar. Namun, tantangan bagi harimau jantan, yang harus mempertahankan wilayah dan berburu, tentu lebih besar.
Sekian informasi lengkap mengenai harimau sumatra jambi senja di kebun binatang rimba yang saya bagikan melalui travel, indonesia, trens, dunia Jangan lupa untuk membagikan pengetahuan ini kepada orang lain selalu bersyukur dan perhatikan kesehatanmu. Silakan bagikan kepada teman-temanmu. Terima kasih
✦ Tanya AI