Sirkus OCI Kontroversi: Bukan Taman Safari, Lalu Siapa?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/2529812/original/061191200_1544684740-20181212-Latihan-jelang-perhelatan-The-Great-50-Show-FERY-8.jpg)
Beritajitu.net Selamat beraktivitas dan semoga sukses selalu. Pada Edisi Ini aku mau berbagi tips mengenai Travel, Indonesia, Trens, Dunia yang bermanfaat. Artikel Yang Berisi Travel, Indonesia, Trens, Dunia Sirkus OCI Kontroversi Bukan Taman Safari Lalu Siapa Lanjutkan membaca untuk mendapatkan informasi seutuhnya.
Table of Contents
Oriental Circus Indonesia (OCI), sebuah nama yang sempat merajai dunia hiburan tanah air, kini menjadi sorotan publik. Tuduhan eksploitasi yang dilayangkan oleh mantan pemain sirkusnya telah memicu berbagai reaksi dan perhatian dari berbagai pihak.
Didirikan pada tahun 1963 oleh Hadi Manansang, seorang ahli akrobat asal Shanghai, China, OCI awalnya dikenal sebagai kelompok akrobat keliling. Pada tahun 1971, mereka bertransformasi menjadi sirkus dengan mendatangkan berbagai satwa dari Taman Sriwedari, Solo.
Di bawah naungan Pusat Pemberitaan ABRI, OCI seringkali diundang untuk menghibur anggota ABRI dan masyarakat luas, terutama pasca-gejolak politik. Masa kejayaan OCI tercatat pada era 90-an, dengan pertunjukan akrobatik, sulap, dan atraksi hewan yang spektakuler.
Tony Sumampau, penerus OCI, membantah tudingan penyiksaan dan eksploitasi yang dialami para mantan pemain. Ia juga menegaskan bahwa Taman Safari Indonesia (TSI) tidak memiliki keterkaitan langsung dengan OCI, meskipun keduanya dirintis oleh keluarga Manansang.
Menurut Tony, orang tuanya yang aktif dalam dunia sirkus seringkali menampung anak-anak dari panti asuhan dan menjadikan mereka bagian dari keluarga besar OCI. Ia membantah adanya unsur paksaan atau eksploitasi dalam perekrutan tersebut.
Pada tanggal 15 April 2025, para mantan pemain OCI menemui Wakil Menteri Hak Asasi Manusia (Wamen HAM) Mugiyanto untuk menyampaikan keluhan mereka. Mereka mendorong pemerintah untuk membentuk tim pencari fakta guna mengungkap dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan oleh OCI.
Mugiyanto menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan Komnas HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), serta lembaga terkait lainnya untuk menindaklanjuti laporan para korban. Ia menekankan bahwa OCI harus tunduk pada prinsip-prinsip HAM sesuai dengan Guiding Principles on Business and Human Rights.
Puncak perayaan 50 tahun OCI ditandai dengan pertunjukan The Great 50 Show pada tahun 2018. Pertunjukan ini menandai penghentian penggunaan satwa dalam atraksi mereka dan beralih ke teknologi modern, seperti drone dan video mapping. The Great 50 Show merupakan kombinasi sirkus tradisional dan modern.
Kasus ini masih dalam proses penyelidikan, dan diharapkan kebenaran akan segera terungkap. Pemerintah berjanji akan menindaklanjuti laporan para korban dan memastikan bahwa praktik bisnis di Indonesia menghormati hak asasi manusia.
Itulah pembahasan tuntas mengenai sirkus oci kontroversi bukan taman safari lalu siapa dalam travel, indonesia, trens, dunia yang saya berikan Jangan lupa untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat kembangkan jaringan positif dan utamakan kesehatan komunitas. Ajak temanmu untuk ikut membaca postingan ini. Sampai bertemu lagi
✦ Tanya AI