Tarif Impor 19%: Untung Siapa, Indonesia atau Amerika?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3617290/original/045455000_1635503923-20211029-Neraca-perdagangan-RI-alamai-surplus-ANGGA-6.jpg)
Beritajitu.net Hai apa kabar semuanya selamat membaca Saat Ini mari kita bahas Economy, News, Indonesia, Dunia yang lagi ramai dibicarakan. Catatan Mengenai Economy, News, Indonesia, Dunia Tarif Impor 19 Untung Siapa Indonesia atau Amerika Mari kita bahas selengkapnya sampai selesai.
Table of Contents
Pada tanggal 26 Juli 2025, Liputan6.com melaporkan bahwa ancaman tarif impor sebesar 32% oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Indonesia akhirnya dinegosiasikan menjadi 19%. Kesepakatan ini memicu berbagai tanggapan dari para ahli ekonomi dan pejabat pemerintah.
Arief Anshory Yusuf, anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah mempertimbangkan tawaran Trump dengan cermat. Dengan menggunakan model Global Trade Analysis Project (GTAP), pemerintah memproyeksikan dampak positif terhadap neraca perdagangan dan variabel makro ekonomi lainnya, seperti konsumsi dan investasi.
Menurut Arief, model GTAP membantu pemerintah dan publik membuat keputusan yang lebih bijak berdasarkan bukti, bukan spekulasi. Ia menekankan pentingnya memposisikan negosiasi ini sebagai kompetisi antara Indonesia dan negara-negara mitra dagang AS lainnya, bukan sebagai perang tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melihat peluang peningkatan daya saing crude palm oil (CPO) Indonesia di pasar AS. Ia menyoroti bahwa tarif CPO Indonesia sebesar 19% lebih rendah dibandingkan dengan Malaysia yang dikenakan tarif 25%. Indonesia dan Malaysia merupakan produsen CPO terbesar di dunia.
Imam Machdi, Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, menyatakan bahwa surplus neraca dagang Indonesia pada September 2021 mencapai US$4,37 miliar, dengan nilai ekspor US$23,5 miliar dan impor US$20,59 miliar. Menurutnya, pengenaan tarif impor 19% akan menguntungkan produk Indonesia, termasuk hasil pertanian.
Namun, seorang guru besar FEB Universitas Padjadjaran berpendapat bahwa kesepakatan ini mungkin lebih menguntungkan ego Trump daripada rakyat Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa barang-barang impor dari Indonesia akan menjadi lebih mahal bagi konsumen AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, sebelumnya menyatakan bahwa negosiasi tarif impor dengan AS masih berlanjut, terutama untuk komoditas sumber daya alam yang tidak diproduksi di AS, seperti kelapa sawit, kopi, kakao, produk agro, produk mineral, komponen pesawat terbang, dan komponen produk industri di kawasan free trade zone.
Arief Anshory Yusuf menambahkan bahwa jika tarif Indonesia dinolkan, hal itu akan sangat menguntungkan rakyat Indonesia. Ia memperkirakan bahwa dengan tarif 19%, pertumbuhan GDP Indonesia bisa mencapai 0,5%, tergantung pada skenario yang diterapkan.
Sekian penjelasan detail tentang tarif impor 19 untung siapa indonesia atau amerika yang saya tuangkan dalam economy, news, indonesia, dunia Silakan telusuri sumber-sumber terpercaya lainnya kembangkan ide positif dan jaga keseimbangan hidup. Mari kita sebar kebaikan dengan berbagi ini. jangan lupa baca artikel lainnya di bawah ini.
✦ Tanya AI