Industri Indonesia Kokoh: Menepis Isu Deindustrialisasi, Ini Faktanya!
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3144625/original/098363800_1591334410-Foto_01.jpg)
Beritajitu.net Hai semoga selalu dalam keadaan sehat. Hari Ini aku mau berbagi tips mengenai Economy, News, Indonesia, Dunia yang bermanfaat. Artikel Ini Menyajikan Economy, News, Indonesia, Dunia Industri Indonesia Kokoh Menepis Isu Deindustrialisasi Ini Faktanya lanjutkan membaca untuk wawasan menyeluruh.
Table of Contents
Pada tanggal 26 Februari 2025, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, didampingi oleh Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, memberikan keterangan kepada media di Kantor Kementerian Perindustrian terkait komitmen dengan Apple.
Menanggapi isu yang beredar, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita dengan tegas membantah anggapan bahwa Indonesia sedang mengalami deindustrialisasi. Pernyataan ini disampaikan dalam berbagai kesempatan, termasuk saat menghadiri New Energy Vehicle Summit 2025 di Jakarta, seperti yang dikutip pada hari Rabu, 7 Mei 2025.
Agus menjelaskan bahwa data kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional menunjukkan tren yang positif. Ia menekankan bahwa anggapan deindustrialisasi tidak berdasar, baik jika dilihat dari Nilai Tambah Manufaktur (MVA) maupun kontribusi manufaktur terhadap PDB.
Menurut data dari Bank Dunia dan United Nations Statistics, Nilai Tambah Manufaktur (MVA) Indonesia mencapai USD 255,96 miliar pada tahun 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa kontribusi industri manufaktur terhadap PDB Nasional sebesar 17,5 persen pada kuartal I-2025.
Indonesia berhasil menempatkan diri pada posisi ke-12 besar di dunia dalam hal Manufacturing Value Added (MVA) pada tahun 2023, menjadi yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN. Rata-rata nilai MVA Indonesia berada di USD 102,85 miliar, jauh di atas rata-rata MVA global sebesar USD 78,73 miliar.
Di tingkat regional Asia, Indonesia termasuk dalam 5 besar negara dengan MVA tertinggi, berada di bawah China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
Menperin Agus juga menyoroti bahwa nilai MVA Indonesia menjadi salah satu acuan penting bagi investor. Minat investasi dari Federation of Korean Industry (FKI) menjadi bukti konkret. Investor asing melihat peluang investasi yang menjanjikan dari tren kenaikan nilai MVA setiap tahunnya di Indonesia.
Agus menambahkan bahwa perwakilan dari Federasi Korean Industry (FKI) menyatakan bahwa tren kenaikan MVA yang berkelanjutan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi perusahaan Korea untuk berinvestasi di Indonesia.
Terima kasih telah membaca seluruh konten tentang industri indonesia kokoh menepis isu deindustrialisasi ini faktanya dalam economy, news, indonesia, dunia ini Jangan segan untuk mengeksplorasi topik ini lebih dalam tetap semangat berkolaborasi dan utamakan kesehatan keluarga. Mari sebar informasi ini ke orang-orang terdekatmu. Sampai bertemu lagi
✦ Tanya AI