Kunto Bimo Borobudur: Kisah Mitos yang Tersembunyi di Relief.
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5236824/original/074961400_1748537812-1000602103.jpg)
Beritajitu.net Semoga kebahagiaan menghampirimu setiap saat. Di Momen Ini saya ingin menjelaskan bagaimana Lifestyle, News, Indonesia, Trends berpengaruh. Konten Yang Membahas Lifestyle, News, Indonesia, Trends Kunto Bimo Borobudur Kisah Mitos yang Tersembunyi di Relief Baca tuntas artikel ini untuk wawasan mendalam.
Table of Contents
Sejak tahun 2016, Balai Konservasi Borobudur telah memberlakukan larangan bagi pengunjung untuk menyentuh dan menaiki stupa di Candi Borobudur. Langkah ini diambil sebagai upaya pelestarian candi Buddha terbesar di dunia tersebut, mengingat adanya mitos yang berpotensi merusak situs bersejarah ini.
Larangan ini menjadi pengingat penting bagi wisatawan untuk lebih menghargai nilai sejarah, budaya, dan keagamaan yang terkandung dalam Candi Borobudur. Kondisi stupa yang telah berusia lebih dari 1200 tahun, sejak abad ke-8 Masehi, memerlukan perhatian khusus untuk menjamin kelestariannya.
Pada tanggal 29 Mei 2025, Presiden Prabowo Subianto bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Ibu Brigitte Macron mengunjungi Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Kunjungan ini menjadi sorotan, terutama terkait dengan pemasangan stairlift atau alat bantu tangga di candi.
Pemasangan stairlift di Candi Borobudur menuai beragam reaksi. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyatakan bahwa stairlift tersebut rencananya akan dibangun permanen, tanpa menggunakan baut yang dapat merusak struktur candi. Namun, rencana ini mendapat penolakan dari berbagai pihak, termasuk Forum Aktivis Buddhis Dharmapala Nusantara, yang menekankan bahwa Candi Borobudur bukanlah tempat untuk uji coba teknologi yang berisiko merusak kesakralan dan keutuhan candi.
Aktor dan budayawan Butet Kartaredjasa juga menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap penambahan fasilitas seperti stairlift di situs budaya seperti Candi Borobudur. Ia mengingatkan bahwa candi ini adalah tempat ibadah umat Buddha, dan pembatasan akses pengunjung di area tertentu telah diberlakukan untuk menjaga kesakralannya.
Antropolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Feby Triady, berpendapat bahwa pemasangan stairlift di Borobudur seharusnya tidak terjadi karena dapat merusak estetika dan nilai peribadatan candi. Namun, ia menambahkan bahwa jika fasilitas tersebut diperuntukkan khusus bagi penyandang disabilitas dan lansia, maka hal itu dapat dipertimbangkan dengan kajian yang lebih mendalam.
Perdebatan mengenai stairlift di Candi Borobudur menyoroti pentingnya keseimbangan antara upaya pelestarian situs bersejarah dan aksesibilitas bagi semua kalangan. Keputusan akhir mengenai hal ini memerlukan pertimbangan yang matang dari berbagai aspek, termasuk nilai budaya, agama, dan kepentingan masyarakat.
Sekian informasi detail mengenai kunto bimo borobudur kisah mitos yang tersembunyi di relief yang saya sampaikan melalui lifestyle, news, indonesia, trends Saya berharap artikel ini menginspirasi Anda untuk belajar lebih banyak tingkatkan pengetahuan dan perhatikan kesehatan mata. Jika kamu merasa terinspirasi semoga Anda menemukan artikel lainnya yang menarik. Sampai jumpa.
✦ Tanya AI